Kehadiran Persebaya di sesi latihan bersama ini memberi tekanan kompetitif yang realistis, mengingat tim asuhan Paul Munster itu juga tengah mempersiapkan diri menghadapi musim baru Super League. Artinya, setiap duel bola atas, pergerakan tanpa bola, hingga transisi bertahan dan menyerang tetap dijalani dengan intensitas tinggi.
Latihan bersama semacam ini memang bukan hal baru. Tapi bagi Persik, ini bukan formalitas. Ini jalan panjang yang mereka pilih untuk menghindari start buruk di awal musim. Jika chemistry tim terbentuk lebih dini, kata Syahid, maka tujuan akhir yakni hasil positif di kompetisi Super league Indonesia akan lebih realistis dicapai.
Kini, tinggal menunggu seberapa konsisten pola ini dijalankan. Karena di balik skor 1-0 itu, ada satu visi yang sedang dipertaruhkan: membentuk tim yang tak hanya bermain bersama, tapi berpikir dan bergerak dalam satu frekuensi.(*)
