SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Setelah menunggu selama 20 tahun, akhirnya ratusan warga di Tambak Dalam, Kecamatan Asemrowo, Surabaya, bisa menikmati kucuran air dari PDAM Suraya Sembada.
Ini setelah Wali Kota Eri Cahyadi meresmikan master meter Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada, di Jalan Tambak Dalam Baru gang 9, Kecamatan Asemrowo Surabaya, Rabu (8/4/2024).
Master meter merupakan metode pelayanan sambungan air yang berbasis komunitas melalui satu meter induk yang kemudian didistribusikan ke rumah warga. Master meter merupakan pemberian akses air bersih melalui meter besar yang nantinya pengelolaannya dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM). Mereka akan menjadi penghubung antara pengguna master meter dan PDAM.
Eri mengatakan, di kawasan Jalan Tambak Dalam Surabaya, seharusnya 500 KK sudah terdistribusi air PDAM, namun saat ini baru 265 KK. Karenanya, ia meminta PDAM untuk menuntaskannya pada bulan Juni 2024 mendatang.
“Sisanya akan diselesaikan sampai dengan bulan Juni 2024. Nanti bulan Juni, saya ke sini lagi, InsyaAllah semoga sudah terpasang semuanya sehingga warga Surabaya bisa merasakan air PDAM,” katanya.
Eri mengaku sangat bersyukur karena kawasan Jalan Tambak dalam Surabaya akhirnya teraliri air PDAM melalui program master meter. Sebab, terdapat beberapa tempat yang belum teraliri air PDAM, itu bukan berarti PDAM tidak memasang di tempat tersebut, melainkan memang terkendala aturan yang tidak diperbolehkan.
“Memang ada tanah yang bukan tanah pribadi, salah satunya di Tambak Dalam ini, sudah 20 tahun lebih tidak teraliri air PDAM. Diskusilah saya dengan Dirut PDAM, bisa tidak menggunakan master meter PDAM? Ternyata Mas Wisnu (Dirut PDAM) bergerak menggunakan master meter PDAM. Jadi warga yang selama ini belum bisa merasakan air PDAM, Alhamdulillah mulai detik ini bisa merasakan air PDAM,” ungkapnya.
Sementara Dirut PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Arief Wisnu Cahyono mengatakan, master meter ini adalah sebuah sistem yang memungkinkan PDAM untuk melayani pelanggan, yang secara administrasi tidak dapat dilayani Pasang Baru PDAM.
“Dengan master meter ini, PDAM memastikan distribusi air yang merata dan efektif di seluruh Kota Surabaya. Selain itu, PDAM juga berkomitmen untuk memastikan kelangsungan layanan yang optimal bagi seluruh pelanggan,” katanya.
Hingga saat ini, Arief menyampaikan bahwa PDAM sudah memasang master meter di 220 titik dan tercatat total penerima manfaat sebanyak 10.266 KK. “Kalau di Tambak Dalam mencapai 500 KK, jadi selama ini mereka membeli air sebesar Rp30.000 per kubik. Dengan adanya master meter ini hanya (membayar) Rp5.000 per kubik,” ujarnya
Nantinya, PDAM akan terus melakukan monitoring terhadap pelayanan sambungan air yang berbasis komunitas melalui satu meter induk, yang kemudian didistribusikan ke rumah warga. Karenanya, PDAM akan terus berkoordinasi dengan KSM di tiap lokasi yang terpasang master meter.
“Fungsi KSM ini untuk memastikan para warga memakai air dengan cara yang benar, tidak dijual lagi. Air dari meter induk dialirkan khusus di wilayah KSM tersebut. Itu termonitor satu-persatu penerima manfaatnya,” tegasnya.
Dikatakan, secara administrasi seluruh pelanggan PDAM sudah 100 persen teraliri air. Hanya saja, masih terdapat beberapa tempat yang secara administrasi tidak dapat dilayani Pasang Baru PDAM. Di tahun ini, kurang lebih terdapat lima lokasi yang akan dipasang master meter PDAM.
“Kita jemput bola, tapi tidak bisa mendeteksi satu-persatu. Maka kita selalu berkoordinasi dengan lurah dan camat, mencari lokasi yang tidak memungkinkan untuk dipasang PDAM secara reguler,” terangnya. (*)