Kediri  

Harlah Ke-78, Muslimat NU Beri Santunan Anak Yatim dan Dhuafa Se- Kota Kediri

Harlah Ke-78, Muslimat NU Beri Santunan Anak Yatim dan Dhuafa Se- Kota Kediri
Sejumlah anak sedang berada di Kegiatan Santunan Yatim dan Dhuafa Muslimat NU Kota Kediri

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-78, Pengurus Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menggelar santunan kepada anak yatim di halaman kantor organisasi tersebut di Letjend Suprapto Gg. II, Burengan, Kec. Pesantren, Kota Kediri.

Rangkaian kegiatan santunan Harlah Muslimat NU ke-78 menjadi semakin spesial, karena bertepatan dengan momen Nuzulul Qur’an bulan Ramadan 1445 Hijriah, acara dibuka dengan bacaan Tahlil, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Sholawat.

” Sebetulnya ini rangkaian kegiatan Harlah Muslimat NU ke-78, khususnya di Kota Kediri yakni Santunan, perlombaan Ikatan Guru Nahdhatul Ulama (IGTK NU), talkshow di TV lokal, sedangkan kegiatan puncaknya akan kita gelar di GOR Jayabaya pada 5 Mei,” kata ketua pelaksana Himatul Aliyah, Jumat (29/3/2024).

Ia mengatakan, kegiatan ini terselenggara atas bantuan para pengurus dan donatur yang menyumbangkan sebagian hartanya untuk kepentingan kota. Sedangkan santunan diberikan kepada puluhan anak yatim dan dhuafa, berdasarkan rekomendasi dari pengurus ranting Muslimat NU se- Kota Kediri.

” Pada momen yang spesial ini, santunannya kita berikan kepada 86 anak yatim-piatu dan 22 kaum dhuafa di Kota Kediri,” terangnya aktivis perempuan yang akrab disapa Himah

Apresiasi kepada panitia yang menyusun dan menyiapkan acara ini, tak lupa juga diberikan oleh Himah. “ Kepada para panitia yang sudah bekerja keras menyaipakan acara ini. Saya ucapkan terimakasih atas sumbangsih tenaga, pikiran, dan waktunya,” imbuhnya.

Sementara itu, Bendahara panitia Endang Tarwati menyampaikan, sesuai dengan tema harlah Muslimat NU yakni membangun ketahanan keluarga untuk menguatkan ketahanan nasional. Yakni dengan cara membangun empati keluarga khususnya antara perempuan dan anak.

Sosok perempuan dalam hal ini adalah ibu dalam rumah tangga, harus dapat mandiri atau membantu roda perekonomian keluarga.

” Seperti contohnya kita saat ini menyuguhkan UMKM karya Muslimat NU Kota Kediri, yang turut serta dalam kegiatan kali ini,” ucapnya.

Endang juga menuturkan, perempuan dituntut untuk mandiri dan kreatif dalam membantu perekonomian keluarga. Perempuan itu tidak mesti harus selalu bergantung kepada suami.

Ditambahkan pula oleh Endang, saat ini perempuan Indonesia dituntut untuk mandiri dan berkreativitas dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu, perlu kiranya penanaman pemahaman tentang ekonomi dan bisnis berbasis gender ini bisa menyeluruh se-Indonesia.

” Harapanya seluruh Muslimat NU se-Indonesia sosok perempuan dapat berdaya, dan ujung tombak keluarga peranannya ada pada seorang wanita atau ibu tersebut,” terangnya.

Dilokasi yang sama, Ketua PC Muslimat NU Kota Kediri
Hj. Nurul Latifah mengatakan, terselenggaranya rangkaian kegiatan kali ini murni dilakukan oleh kader atau anggota Muslimat NU Kota Kediri. Khususnya, kegiatan santunan merupakan agenda rutin Muslimat NU dan telah memiliki dukungan kuat dari para donatur.

Terlebih, kegiatan berbasis sosial ini juga wujud Muslimat NU guna berbagai kebahagiaan kepada masyarakat khususnya anak yatim-piatu maupun dhuafa.

Meski tidak dapat membahagiakan secara total, namun niatnya adalah bagaimana agar dapat membagikan kesejahteraan kepada masyarakat khususnya anak-anak, dimana hal ini sesuai dengan Al-Qur’an surat Al Maun.

” Berdasarkan pedoman Al Qur’an surat Al Maun itulah menjadi dasar bagi kita untuk bersama-sama memberikan sedikit rezeki kepada masyarakat khususnya kebahagiaan kepada anak-anak,” terang Ulama perempuan Kota Kediri ini.

Lanjut Hj. Latifah juga berpesan untuk Muslimat NU se- Indonesia senantiasa bersama merawat dan mengurus kegiatan sesuai Aswaja, yakni mewujudkan tujuan dari keberadaan organisasi NU. Ia juga mengajak agar Muslimat NU dapat meningkatkan potensi yang dimilikinya.

” Mari bersama-sama mengembangkan potensi anggota Muslimat NU, agar dapat berbagi kepada sesama khususnya anak-anak,” pungkasnya. (*)