Jadi kita harus bisa mengidentifikasi, memetakan di wilayah ini bencana yang sering dihadapi apa, misalnya banjir bandang. Kemudian dicari solusinya," katanya.
Karena bencana itu ada tiga, ada bencana alam, bencana sosial dan bencana akibat ulah manusia, tambahnya.
Berikutnya tahap kesiapsiagaan. Pada tahap ini pemimpin, harus mampu mengambil langkah-langkah yang tepat saat bencana alam datang.
Tahap kesiapsiagaan biasanya dilakukan menjelang terjadinya suatu bencana. Sebelum terjadinya bencana, pemerintah atau lembaga terkait seperti BMKG sudah menginformasikan ancaman bencana alam yang mungkin terjadi.
Selanjutnya ada tanggap darurat. Tanggap darurat ini biasanya seluruh komponen pasti akan dilibatkan. Dan yang paling sulit adalah tanggap darurat, katanya.
Khusus untuk tanggap darurat, bila pemimpin tidak memiliki sense of crisis, empati atau tidak memiliki kepedulian, maka yang terjadi di lapangan adalah wisata bencana dan bukan upaya untuk menolong korban.
Kita tidak ingin, para pemimpin di level pratama ini datang ke lokasi hanya untuk selfie bencana, atau istilah wisata bencana. Yang kita inginkan adalah bagaimana kita memiliki keiklasan jiwa untuk menolong, pungkasnya. “Saya minta agar semua pihak harus punya kesadaran kolektif terhadap bencana,” Pungkasnya.