Sabtu, 14 September 2024
24 C
Surabaya
More
    OpiniPojok TransparansiMuhasabah Tahun Politik, Bangkrut Atau Beruntung

    Muhasabah Tahun Politik, Bangkrut Atau Beruntung

    Oleh HS Makin Rahmat SPd SH MH (Ketua SMSI Jatim/ Santri Pinggiran)

    PERPUTARAN bumi dan matahari merupakan sunnatullah sebagaimana bergantinya hari, minggu, bulan dan tahun. Sebentar lagi, kita akan memasuki tahun baru 2024 sebagai tahun penuh gejolak, dinamis dan pertaruhan bangsa Indonesia menuju era emas 2045.

    Tentu perhitungan 2024 sebagai tahun politik bukan sekedar memastikan baget anggaran dan rasio keuangan yang menjadi perdebatan klasik. Ada berjibun persoalan bangsa Indonesia yang belum terurai. Dalil pemerataan pembangunan hingga pemerintahan Jokowi memindah pusat pemerintahan ke Ibukota negara baru Nusantara (IKN) di provinsi Kaltim.

    Bagi rakyat tentu hanya sekedar urun rembuk pinggir jalan alias obralan warteg dengan carut marut republik yang sudah didesain sedemikian rupa, termasuk Capres dan Cawapres yang diharapkan bisa menjadi pemegang kekuasaan bukan sekedar penerus atau estafet kepemimpinan.

    Harapan rakyat sekali lagi, bukan bicara Indonesia Emas 2045 mendatang, tapi proses menuju clean government, pemerintahan yang bersih, bebas dari pejabat korup, bisa memisahkan kepentingan rakyat, bangsa dengan KKN.

    Sekali lagi, penguasa pasti butuh rakyat sebagai legalitas kekuasaan. Tapi, menjadikan rakyat sebagai budak kekuasaan merupakan bentuk penyimpangan dari roda konstitusi. Ukuran sederhana, aturan apapun bila memberikan manfaat khusus bukan generalis pasti menimbulkan pro-kontra.

    Siapa pun yang nanti terpilih mendapatkan amanah dari konstituen memimpin negeri ini harus optimis bisa melakukan perubahan lebih baik di masa yang akan datang dengan terus melakukan ikhtiar-ikhtiar terbaik.

    Bagaimana pun Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur’an: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS Al-Hasyr [59] : 18)

    Penalaran sederhana, para pemimpin tentu memiliki rasa peduli dan kewajiban meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran dan kesetaraan dalam hukum yang berkeadilan.

    Karena tiap manusia, apalagi seorang pemimpin tidak bakal lepas dari pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilakukan. Bila ikhtiar dilakukan dengan selalu memohon ridloNya, haqqun yaqin akan memperoleh keberuntungan alias bejo. Sebaliknya, bila rakyat dan pemimpinnya hanya mengejar kemuliaan dunia, maka cepat atau lambat menemui kebangkrutan.

    Semoga perjalanan panjang bangsa Indonesia menuju era emas 2045 selalu mendapatkan rahmat, Taufik dan hidayah Allah SWT. Tentu, semua memberikan sumbangsih untuk beribadah membawa Indonesia negara yang baldatun thoyyibatun warobbul ghofur. Aamiin ya rabbal ‘alamiin. (*)

    Reporter : Makin Rahmat

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2024 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan