SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terpilih sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) periode 2023-2025, dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) APEKSI, di Kota Bogor, Jumat (15/12/2023) lalu.
Usai dinobatkan sebagai Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi mengatakan siap melanjutkan program-program dari ketua dewan pengurus APEKSI sebelumnya. Juga siap memberikan terobosan baru untuk disinergikan dengan seluruh pemerintah kota yang tergabung di dalam APEKSI. Salah satu program yang akan dijalankan adalah mengumpulkan kelebihan dari masing-masing kota di seluruh Indonesia.
“Saya ingin memberikan APEKSI untuk negeri. Jadi, semua kelebihan yang ada di setiap kota akan kita kumpulkan, untuk penanganan kemiskinan, penanganan stunting. Setiap kota kan punya aplikasi dan punya cara tersendiri, sehingga nanti aplikasi itu akan kita jadikan satu, kemudian diterapkan di semua kota,” kata Eri, Minggu (17/12/2023).
Dia menjelaskan, ketika seluruh aplikasi dari setiap kota di Indonesia digabung menjadi satu, maka penurunan kemiskinan hingga stunting akan berhasil secara sistematis di semua kota.
“Ketika Kota Surabaya berhasil menurunkan stunting, maka semua juga harus bisa menurunkan stunting dengan cara aplikasi dan cara yang sama,” jelasnya.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, dirinya berkomitmen menyumbangkan aplikasi-aplikasi itu untuk kepentingan negeri ini sebagai sarana untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran, hingga kematian ibu dan anak. Selain itu, dia juga akan menjadikan kota-kota yang ada di Indonesia memiliki ciri khas berbeda antara satu dengan lainnya. Misalnya, dari segi desain kota, fasilitas, simbol, dan sebagainya.
“Kelebihan di kota itu apa? Sehingga kita akan kembangkan di kota itu. Maka dari itu, kita akan berdiskusi ke sana,” ujar Eri.
Contoh seperti Kota Surabaya, Eri menyampaikan, dalam waktu dekat akan mengumpulkan seluruh pentahelix dari perguruan tinggi dan Tokoh Masyarakat (Tomas) untuk memberikan usulan terkait arah dan tujuan kota ini. Karena menurutnya, karakter dari sebuah kota tidak bisa ditentukan sendiri.
“Kita akan bahas, Surabaya mau menuju ke mana? Sebenarnya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah melakukan visi misi dan prioritasnya apa. Untuk menuju ke sana (kota yang berkarakter) kita harus tahu potensi diri kita sendiri, hari ini kan Surabaya menjadi kota jasa, jadi kita kembangkan, kalau ada investasi masuk harus kita kembangkan tenaga kerja kita, tetapi akan kita lakukan dahulu dengan perguruan tinggi,” paparnya.
Alasan Eri mengundang jajaran pentahelix dan tomas se-Kota Surabaya adalah untuk menyelaraskan pandangan dan visi misi yang sama antara Pemkot Surabaya dengan bagi seluruh elemen masyarakat.
“Maka dari itu akan kita undang dahulu semua pentahelix perguruan tinggi dan tomas agar kota ini dibangun dengan cara pandang visi misi yang sama, bukan dilakukan oleh pemerintah saja. Itu garis besar yang akan kita lakukan di sana nanti,” terangnya.
Setelah dinobatkan sebagai Ketua Dewan Pengurus APEKSI, dirinya berharap bisa memberikan manfaat untuk negeri ini. Baik dalam hal kebijakan, sumbangsih kegiatan, aplikasi yang akan digunakan, dan sebagainya. Dia yakin, para wali kota yang tergabung di dalam APEKSI memiliki banyak pengalaman di berbagai hal sehingga ke depannya bisa bersama-sama memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
“Yang terpenting, apa yang dilakukan oleh APEKSI itu bisa (dilakukan) di semua kota, khususnya Surabaya. Satu, bisa menurunkan kemiskinan, kedua menurunkan pengangguran, menurunkan stunting, angka kematian ibu dan anak, GAP Gini Ratio, dan meningkatkan IPM (indeks pembangunan manusia). Itu yang akan kita lakukan maksimal nanti,” ujarnya. (*)