Walikota Mojokerto Paparkan Capaian Enam Dimensi Smart City Didepan Dirjen Aplikasi Informatika

Walikota Mojokerto Paparkan Capaian Enam Dimensi Smart City Didepan Dirjen Aplikasi Informatika
Foto : Wali Kota Mojokerto Ning Ita didampingi Kadis Kominfo, Santi Ratnaning Tyas saat memaparkan capaian kinerja dalam Implementasi Kota Cerdas 2023, di Ruang Command Center

MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) –  Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memaparkan capaian kinerja dengan mengusung Enam Dimensi Smart City  dalam implementasi kota Cerdas 2023 dihadapan  Dirjen Aplikasi Informatika  Kemenkominfo di Ruang Command Center, Balai Kota Mojokerto, Jum,at  (3/11/2023).

Paparan ini merupakan tindak lanjut dari Evaluasi Implementasi Tahap I di pertengahan tahun ini. Tujuannya, untuk menilai hasil implementasi program kota cerdas pada kota/kabupaten yang terpilih pada periode 2017-2022, termasuk Kota Mojokerto.

Wali kota mengawali paparannya dengan menyebutkan sejumlah regulasi yang menjadi dasar pelaksanaan Program Smart City di Kota Mojokerto. Antara lain terdapat Perwali Nomor 28 tahun 2023 tentang Masterplan Smart City Kota Mojokerto Tahun 2023-2032 serta SK Wali kota Mojokerto tentang Pembentukan Dewan dan Tim Pelaksana Smart City Kota Mojokerto.

Dilanjutkan dengan menjelaskan capaian dari masing-masing dimensi Smart City. Kota Mojokerto mengusung enam dimensi dalam Master Plan Smart City 2023, yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy,Smart Living, Smart Society, dan Smart Environment.

“Sudah ada 10 program yang dilaksanakan di Smart Governance ini dan seluruhnya telah berjalan sepenuhnya di tahun 2023. Yang menjadi quick win adalah Curhat Ning Ita, sebuah layanan pengaduan satu pintu,”jelas Walikota Mojokerto yang akrab disapa Ning Ita ini.

Selain Smart Governance, lanjut Ning Ita juga menyebutkan jika program-program dalam dimensi lainnya telah terealisasi 100 persen. Kecuali Smart Environment yang memiliki presentase realisasi sebesar 85,71 persen.

Berikutnya, Ning Ita juga menjelaskan beragam dampak positif dari penyelenggaraan Smart City di Kota Mojokerto. Salah satunya dalam dimensi Smart Living, membantu menurunkan angka stunting (E-PPBGM) dari 3,12 persen menjadi 2,26 persen per September 2023.

“Bahkan memiliki program Zero New Stunting Kota Mojokerto dengan integrasi dari beberapa program inovasi dan prioritas yang dibuat di masing-masing OPD pengampu,” tambah Ning Ita.

Pihaknya juga mengakui jika beragam capaian positif tersebut adalah buah dari sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak. Tidak hanya antar perangkat daerah di dalam Pemkot Mojokerto, melainkan juga unsur lain di luar Pemkot seperti FKMS, Forum CSR, BAZNAS, PLN, Polresta Mojokerto dan pihak akademisi/ universitas.

Setelah sesi paparan, wali kota di dampingi oleh Kepala Dinas Kominfo dan sejumlah tim pelaksana dari perangkat daerah lain, juga menerima beragam pertanyaan dari tim asesor sebanyak lima orang dari kalangan akademisi serta praktisi ahli. (*)