Karena lahan pertanian hanya 22 persen, sehingga juga muncul peternak khususnya sapi perah hampir 10 ribu ekor. Sapi potong 3 ribu ekor.
Seperti di Dusun Brau lebih banyak sapinya dari pada warganya. Sehingga dusun ini jadi penghasil susu yang sangat terkenal. “Karena perkembangan jaman, beberapa desa tempat menjadi homestay.
Penduduknya bisa menjadikan rumahnya sebagai home stay. Di Dusun Brau sendiri, pegolahan susu cukup bagus. Dari sapi perah ini bisa dihasilkan berbagai olahan seperti keju, permen susu. Sementara olahan daging cukup banyak untuk stok olahan kuliner. Misalnya bakso untuk memasok hingga Malang Raya,” bebernya.
Batu awalnya sendiri memang kota pertanian. Karena saat itu 70 persen warganya petani. Kemudian dibentuk Among Tani sebagai penghargaan kepada petani. Pasar Besar Kota Batu dapat bantuan kementerian PUPR sebesar hampir Rp 2 miliar. Yang menempati gratis. Sehingga pasarnya dinamakan pasar besar Among Tani. Kemajuan Batu termasuk wisatanya semuanya dari petani.
Jazuli menambahkan, keberadaan Wisata Kota Batu tidak lepas adanya kluster-kluster. Selama ini seperti kluster Desa Sumber Brantas yang telah dikenal sebagai salah satu desa terindah di Kota Batu. Desa ini juga sering disebut sebagai kaki langit karena terletak di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Di lokasi ini terbentang tanaman sayur mayur.
Kota Batu sendiri identik dengan buah apel seperti ditunjukkan di Desa Tulungrejo yang memiliki potensi sebagai kota penghasil Apel. “Ada 217 ribu jiwa yang mayoritas adalah petani. Ada sekitar 250 kelompok tani di Batu.
Tentunya, selain apel di kluster desa Bulukerto ada potensi penghasil kopi. Wajar jika di Batu berkembang pesat kafe-kafe. Bahkan Wali Kota Batu beberapa waktu lalu melakukan panen kopi di Bulukerto,” jelasnya.
“Menariknya, tanaman kopi ditanam di sela-sela tanaman apel sehingga kopi aromanya seperti apel. Ada juga tanaman kopi ditanam di sela-sela tanaman jeruk yang membuat aromanya seperti buah jeruk,” tambah dia.
Dari 24 Desa di Batu, 22 di antaranya merupakan petani pertanian organik. Selain sayur dan buah-buahan juga menghasilkan berbagai tanaman bunga seperti anggrek. Seperti di desa Gunungsari selain sayuran juga banyak berbagai tanaman bunga yang indah. (*)