Selasa, 3 Oktober 2023
28 C
Surabaya
More
    LifeStyleDesainer IFC bicara harapannya di HUT ke-78 RI

    Desainer IFC bicara harapannya di HUT ke-78 RI

    JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Perancang busana dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) Lisa Fitria menyampaikan harapannya pada Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia pada Kamis (17/8) yakni supaya masyarakat menjadi diri sendiri.

    “Kita harus merdeka untuk diri kita sendiri dulu. Dengan era digitalisasi yang luar biasa, secara tidak langsung banyak orang yang terjebak, dia tidak merdeka, tidak menjadi diri sendiri,” kata dia saat dihubungi WartaTransparansi.com, Rabu.

    Menurut Lisa, seseorang yang tidak dapat menjadi diri sendiri bukan orang yang merdeka. Oleh karena itu, dia ingin menyampaikan pada masyarakat supaya mereka memerdekakan diri mereka sendiri.

    Dia kemudian menyoroti pentingnya orang-orang tidak terpengaruh semisal media sosial yang cenderung menampilkan hal yang keren dan tindakan menyombongkan diri tentang hal-hal berhubungan dengan uang atau flexing.

    “Untuk menjadi apa adanya tidak perlu kita terpengaruh oleh media sosial yang menampilkan yang keren-keren, flexing,” ujar Lisa.

    Baca juga :  "Exposisi Reinvent Jakarta" hadirkan konsep arsitektur hijau

    Lisa juga menyampaikan harapannya terkait Pemilu 2024 yakni supaya masyarakat dapat membekali diri dengan literasi yang baik sehingga tak serta merta menerima informasi, namun melakukan penelusuran fakta terlebih dulu.

    “Sekarang orang ini lebih suka tampilan visual tanpa mau untuk lebih mendalam. Semoga literasi mengenai demokrasi, mengenai informasi apapun dapat dicerna dengan baik dan bertanggung jawab,” demikian harap dia.

    Sebelumnya, Lisa yang juga pengamat mode mengungkapkan pendapatnya tentang busana adat Tanimbar yang Presiden Joko Widodo kenakan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD Jakarta pada pagi tadi.

    Menurut dia, penampilan Presiden tampak sederhana namun ikonik. Saat itu, Presiden mengenakan kemeja putih dibalut selendang kain tenun yang menutupi bagian dada serta punggung dengan warna motif hitam, merah dan abu-abu.

    Baca juga :  Film "Sara" tayang perdana di festival Busan

    Pada bagian kepala, Presiden Jokowi mengenakan penutup kepala yang berhiaskan somalea atau hiasan dari bulu burung Cenderawasih yang telah dikeringkan. Hiasan ini pada masa lalu melambangkan keberanian, kebesaran dan keperkasaan seorang pemimpin atau pahlawan atau ketua adat.

    Presiden juga mengenakan kalung dengan ornamen berbentuk lingkaran dengan warna emas di bagian dada yang melambangkan kebesaran sebagai seorang pemimpin. Pada masyarakat Maluku, kalung emas ini identik dengan raja atau ketua adat yang kharismatik dan dihormati.

    Presiden juga menggunakan sebuah kain berwarna hitam berfungsi sebagai sabuk pinggang, serta celana panjang hitam sebagai bawahan.

    Lisa berpendapat pemilihan busana adat Presiden Jokowi tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya menarik seiring pesan yang ingin beliau tunjukkan yakni untuk mengingatkan bahwa Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika sekaligus pengingat Indonesia tidak hanya memiliki Jawa tetapi juga belahan pulau lainnya. (*)

    Editor : Moh. Junaedi Rizki

    Sumber : Antaranews

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan