JAKARTA (Wartatransparansi.com) — Menteri Koordinator Bidabng Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) harus memiliki data dan persoalan riil yang dihadapi di daerah. Bisa merekomendasikan kebijakan yang dapat disesuaikan dan betul-betul dibutuhkan oleh daerah.
“ARSSI harus bisa masuk pada ranah-ranah itu. Jangan one side for all, jangan Jakarta Sentris, jangan Jawa Sentris. Harus memperhatikan segala wilayah,” ujarnya.
Muhadjir mengatakan hal itu saat membuka acara Seminar Nasional ke-X dan Healthcare Expo ke-VIII dengan tema “Kebijakan Transformasi Kesehatan sebagai Upaya Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan di Indonesia” yang digelar oleh Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) di The Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Rabu (26/7).
Tampak hadir dalam acara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, Deputi Direksi Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Regulasi BPJS Kesehatan Siswandi, perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Dewan Penasehat dan Pengawas ARSSI Hasmoro, Dewan Penasehat dan Pengawas ARSSI Susi Setiawaty.
Hadir pula Ketua Umum ARSSI Pusat drg Ing Ichsan Hanafi, Sekretaris Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Tri Hesty Widyastoeti, serta Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany.
Muhadjir mengatakan, ARSSI sebagai entitas penting harus turut terlibat aktif dalam proses penyusunan undang-undang yang dilakukan oleh pemerintah. Upaya itu perlu dilakukan mengingat ARSSI sebagai asosiasi yang menaungi rumah sakit di seluruh Indonesia memiliki data dan persoalan riil yang dihadapi di daerah.
Persoalan itu disinggung berdasar blusukannya di berbagai pelosok negeri. Dia masih menemui layanan kesehatan dan kondisi rumah sakit yang minim dengan tenaga medis serta fasilitasnya. Kondisi ini perlu direspon juga oleh asosiasi sebagai bagian dari aktualisasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat semua daerah di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Muhadjir juga mengajak para peserta yang hadir untuk kembali memaknai nilai-nilai profesionalisme tenaga medis sebagai penyemangat untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, seperti nilai expertise, social responsibility, hingga corporateness.
“Nilai-nilai ini telah banyak menginspirasi dan menjadi contoh profesi lain, termasuk saya. Ini harus menjadi kebanggaan dan terus dijadikan pedoman bagi para tenaga medis,” ujarnya.
Selepas acara pembukaan, Muhadjir diperlihatkan berbagai macam pameran alat-alat kesehatan yang diikuti oleh sekitar 30 stand dari perbankan, asuransi kesehatan, rumah sakit, dan industri farmasi lainnya.
Diketahui, seminar dan pameran ini akan berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh lebih dari 170 peserta dari pengelola rumah sakit, perawat hingga dokter anggota ARSSI dari berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia.(*)