DKPP Bojonegoro dan Gapoktan Panen Kacang dengan Sistem Biosaka

DKPP Bojonegoro dan Gapoktan Panen Kacang dengan Sistem Biosaka

Biosaka, lanjut dia, bukan pupuk dan bukan pestisida. Namun Biosaka itu elisitor yang memberikan signaling memperbaiki tanaman dan ekosistem. “Elisitor Biosaka tidak menggunakan mikroba maupun proses fermentasi dalam pembuatannya dan bukan teknologi yang rumit, tapi hanya sesuatu yang sederhana sekali. Dalam membuatnya tidak menggunakan mesin, hanya dengan tangan,” pungkasnya.

Ada tujuh kelebihan bahan ini menurut penemunya. Pertama, efektifitas kinerja yang baik. Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi. Kedua, dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen.

Ketiga, proses produksi sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang memakan waktu paling cepat 1 minggu. Keempat, cara penggunaan mudah dan dosis sangat sedikit, cukup 30 ml per tangki dan untuk tanaman kacang membutuhkan 2-4 tangki/ha. Penyemprotan dari mulai tanam sampai panen dilakukan sekitar 8 kali aplikasi.

Kelima, dapat diterapkan pada semua komoditas, termasuk tanaman perkebunan. Keenam, dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50-90 persen, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Ketujuh, bahan baku Biosaka juga tersedia setiap saat di lingkungan petani, dimana dan kapanpun.

Elisitor Biosaka dibuat dari bahan rerumputan dan daun tanaman berpohon yang sedang dalam pertumbuhan optimal. Berciri, daun dalam keadaan sehat, tidak terserang hama, jamur, virus dengan warna hijau segar, serta tidak terlalu tua atau muda.

“Selain itu tidak boleh dari daun berlendir dengan jumlah antara 5-20 jenis dedaunan,” ujarnya.

Cara membuat elisitor biosaka, lanjut dia, yaitu rumput dan daun terseleksi dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air. Untuk satu genggam sedang rumput dibutuhkan air sekitar 5-10 liter air. Untuk ukuran satu genggam besar bisa digunakan air 10-20 liter air. Rumput diremas pelan memutar dan diselingi dengan adukan agar homogen.

Peremasan pelan dilaksanakan sekitar 15-20 menit, setelah itu dilakukan penekanan lebih kuat, sambil terus diselingi dengan pengadukan. Peremasan dihentikan bila warna telah coklat gelap homogen, sedikit berbusa.

Pengaplikasian Biosaka menggunakan sprayer, dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar 1 meter di atas tanaman. Nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut, aplikasi juga melihat arah angin sehingga penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman sasaran secara merata.

Panen kacang tanah dengan perlakuan full Biosaka ini telah dilaksanakan, Selasa (2/5/2023) dan diikuti Tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro dan Koordinator POPT Kabupaten Bojonegoro UPT Proteksi TPH Wilker Bojonegoro serta petani pelaksana kegiatan. (Teguh S)