SURABAYA (Warta Trransparansi.com)- Komisi D DPRD Kota Surabaya menyoroti masalah penurunan perolehan program permakanan. Hal itu diketahui setelah adanya verifikasi dilapangan, baik lansia, yatim ataupun penyandang cacat menjadi berkurang.
Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Khusnul Khotimah mengusulkan agar proses pengajuan usulan permakanan melalui anggaran Bantuan Tak Tetduga (BTT) prosesnya tidak berbelit. Bahkan proses pengajuannya, dalam kurun waktu 1 X 24 jam sudah selesai.
“Data awal penerima intervensi permakanan di Surabaya pada 2023 ini jumlahnya berkurang dibanding 2022 lalu. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan akan ada permohonan baru penerima manfaat program permakanan,” ujarnya, Rabu (18/1/2023).
Khusnul mengungkapkan, menurut data penerima intervensi permakanan di Surabaya pada 2022, untuk orang lanjut usia (lansia) sebanyak 20.378, penyandang cacat (PACA) sebanyak 6.814, dan yatim sebanyak 60.088. Setelah dilakukan verifikasi ulang pada 2023, penerima intervensi permakanan menurun, untu lansia sebanyak 14.847, PACA sebanyak 4.392, dan yatim sebanyak 4.125.
“Karena ada pengurangan itu, banyak keluhan dari lansia yang tidak lagi masuk dalam penerima manfaat permakanan. Kalau mau menerima program permakanan lagi, bisa mengusulkan melalui anggaran BTT. Tapi prosesnya itu cukup panjang,” ungkapnya.