“Tsunami Kanjuruhan” (1)

“Tsunami Kanjuruhan” (1)
Ahmad Riyadh, UB, Komisi Wasit PSSI (tengah). (foto/transparansi/dok)

Oleh Joko Tetuko Abd Latif (Pemimpin Redaksi WartaTransparansi.com)

Peristiwa menyedihkan juga menyayat hati ketika terdengar kabar lebih seratus suporter wafat di stadion kebanggaan Arema FC dan Aremania, Stadion Kanjuruhan seusai laga bergengsi, Sabtu (1 Oktober 2022).

Antara percaya dan tidak percaya karena pertandingan berjalan aman, lancar, nyaman bahkan tergolong sportif. Sepanjang pertandingan tidak ada kesan saling mencederai, juga tidak ada protes karena keputusan wasit. Semua perjalan lancar dan wajar.

Genap tujuh hari sudah setelah peristiwa memilukan itu, baru menulis tragedi menguncang dunia persepakbolaan hingga seluruh dunia mengheningkan cipta sebelum pertandingan. Bahkan FIFA mengibarkan bendera setengah tiang.

Presiden FIFA Gianni Infantino turut memberikan pernyataan soal tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya yang berakhir dengan kekalahan tuan rumah 2-3, dengan gol sangat bersih walaupun satu gol Arema melalui pinalti.

“Dunia sepak bola sedang dihebohkan menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” ujar Gianni, dikutip dari situs resmi FIFA, Minggu.

Menurut pria asal Italia itu, tragedi ini merupakan hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi luar biasa dan di luar pemahaman.

“Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini,” tandasnya.

“Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada masa yang sulit ini,” kata Gianni melanjutkan.

“Hari Gelap” kata Gianni patut mendapat perhatian semua pihak, bahwa tercatat hingga Sabtu (8 Oktober 2022) 705 orang dinyatakan menjadi korban, dan 131 tercatat wafat. Sementara Arema FC dan Aremania masih membuka Crisis Center mencatat data korban meninggal dunia dan luka berat maupun cedera ringan yang belum terdata didata pemerintah.