SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan pengecekan pekerjaan saluran di Jalan Embong Kenongo, Jalan Simpang Pojok, Jalan Simpang Dukuh, dan Jalan Praban. Untuk memastikan pekerjaan konektivitas saluran tersebut, ia juga tak canggung nyemplung ke dalam gorong-gorong di Jalan Simpang Dukuh untuk melihat kondisinya.
Didampingi Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya, Eri mengatakan, bahwa sejumlah pekerjaan saluran yang tengah dikerjakan bertujuan untuk mengatasi genangan di pusat kota. Mulai dari kawasan Jalan Panglima Sudirman, Jalan Basuki Rachmat hingga Jalan Gubernur Suryo Surabaya.
“Kontrak kinerja DSDABM itu mengurangi genangan di Surabaya. Jadi bukan hanya mengerjakan box culvert atau pedestrian saja, tapi bagaimana terkoneksi satu dengan yang lainnya,” katanya, Selasa (19/7/2022).
Menurut dia, genangan yang terjadi di kawasan Jalan Panglima Sudirman, disebabkan drainase di lokasi tersebut tidak mampu menampung beban air saat hujan deras. Sehingga air di kawasan itu mengalir hanya menuju ke Pompa Grahadi. Sementara riol yang ada di pedestrian Jalan Kayoon, tidak pernah terbebani aliran air dari Jalan Panglima Sudirman.
“Dulu waktu sebelum dibangun pedestrian, itu airnya rata. Ketika dibuat pedestrian besar, akhirnya tampungannya besar, tidak dimasukkan ke sini (Riol Kayoon),” ujarnya.
Lebih parahnya lagi, kata dia, ternyata dari saluran utama yang berukuran 2 meter tadi mengalir menuju ke drainase kecil di kawasan Jalan Embong Kenongo yang berukuran 60 centimeter. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya genangan di kawasan pusat kota.
“Karena itu nanti untuk mengatasi wilayah yang ada di Panglima Sudirman, kita akan buat 2 meter dari Kayoon riolnya sampai dengan Panglima Sudirman. Terus dari PWI (Jalan Taman Apsari) kita larikan ke Jalan Simpang Pojok tadi, beban itu dimasukkan langsung ke arah rumah Pompa Kenari,” jelasnya.
Dengan demikian, jika hujan deras turun, maka saluran air di kawasan Jalan Taman Apsari tidak terlalu terbebani. Sebab, aliran air yang berada di kawasan Taman Apsari ke depan akan terbagi menuju ke Rumah Pompa Kenari dan Pompa Grahadi.
“Tapi setelah saya masuk di dalamnya (box culvert Jalan Kenari) itu kecil. Makanya saya suruh bongkar, karena riolnya besar. Berarti apa? (saluran) yang sudah terbangun tadi itu belum konek semua. Tapi kalau kita lihat dari atas, konek semua. Ini yang kita perbaiki seperti yang ada di riol Jalan Kenari,” papar dia.