banner 728x90

Reuni SIWO se-dunia 2022!

Reuni SIWO se-dunia 2022!
Logo PWI

Luar biasa! Banyak teman yang melihat spanduk Reuni Siwo se-dunia 2022 itu di medsos saya, langsung japri dan bertanya, ah masa sih ada Siwo se-dunia.

Ya, itu merupakan majas hiperbola, gaya bahasa yang membesar-besarkan sesuatu, tapi tunggu dulu, anggota Siwo Jaya memang bertebaran di mana-mana, ada yang pernah tinggal di Italia dan ada yang bermukim di Inggris, Australia dan Singapura.

Di antara anggota Siwo yang berkelana ke mancanegara itu, Rayana Djakasurya peliput lapangan hijau Tabloid Bola di Italia, Sastra Wijaya wartawan Kompas yang beralih ke Radio BBC Inggris dan ABC Australia, Zeynita Gibbos wartawan Antara yang menetap di Inggris dan Suryopratomo wartawan Kompas yang jadi duta besar Indonesia di Singapura.

Jadi tak salah frasa pada spanduk itu. Zeynita dan Rayana datang ke reuni Siwo itu, Sastra yang asal Jambi pun sedang berada di Indonesia tapi berhalangan datang, sedangkan Tommy, panggilan akrab Surypratomo yang juga pernah di Media Indonesia dan Metro TV, berniat datang tapi menurut Raja Pane ternyata berhalangan.

Nah, begitu menginjakkan kaki di lantai sembilan Gedung Prasada Sasana Karya – sekretariat PWI DKI Jaya – di bilangan Harmoni, Jakarta Pusat, Sabtu 16/7/2022 sekitar pukul 10.25 WIB, rekan Raja Parlindungan Pane dan beberapa teman lain menyambut dan mempersilahkan masuk ke ruang pertemuan.

Di antara mereka, malah ada yang sudah tiba sejak subuh, guna menata ruang dan mempersiapkan segala sesuatunya. Maklumlah, di WAG Siwo PWI, tercantum sebanyak 83 orang menyatakan akan menghadiri pertemuan nostalgia itu.

Ketika masuk ke dalam ruang, sudah ada Bang Norman Chaniago, Bang Sam Lantang, Mas Adhi Wargono, Hendry Ch Bangun, Zulkarnaen Alregar. Beberapa waktu kemudian, datang ‘kapten” Salamun Nurdin, Jimmy S Hariyanto, Prayan Purba, Zulfirman Tanjung, Rajab Ritonga, Ian Situmorang, TD Asmadi, Zeynita Gibbons, Gunawan Tarigan, Wahyu dari Semarang dan yang lainnya.

“Acara kita tunda sebentar, mungkin karena hujan yang merata sejak subuh membuat teman-teman telat datang,” kata Raja, pemrakarsa reuni Siwo, bersama Luthfi Sukrie dan Agus Susanto . Ketika menoleh lewat jendela kaca, kelihatan cuaca mendung, air masih mengucur dari langit Jakarta .

Keceriaan pertemuan Sabtu itu memang “robek” dengan berita berpulangnya rekan Nano Bramono, peliput olahraga Harian Prioritas dan Media Indonesia.

Berita lelayu sahabat baik hati itu masuk WAG Siwo Jaya pukul 08.11 WIB dikirim Barce : Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang Nano Bramono Sabtu 17 Juli 2022. Mohon dimaafkan segala salah dan khilafnya.

Hati siapa tak nelangsa, di hari acara pertemuan Siwo Jaya yang sudah lama dicanangkan, tiba-tiba mendengar salah seorang anggotanya berpulang. Selamat jalan Bramono. Engkau menambah daftar panjang anggota yang pergi. Catatan terakhir anggota Siwo Jaya, seperti tercantum dalam FB yang kelola rekan Djunaedi Tjunti Agus, ada sebanyak 248 orang (pensiunan dan masih aktif) dan telah tiada 123 orang.

Pantas hanya sekitar separuh dari yang sudah mendaftar datang ke acara itu yang nongol, karena selain cuaca hujan tadi, sebagian pergi melayat ke kediaman Bramono.

Cerita ngalor-ngidul di antara sesama teman seolah tak putusnya, tentu saja cerita tentang masa lalu, kisah masa kini, diselingi tawa berbarengan seolah tak berkesudahan dan berfoto bersama.

Cerita Bang Norman ompong

Tapi the show must go on, usai santap siang nasi sirih yang sedap, Raja Pane membuka acara dengan doa kepada rekan Bramono. Ia pun menjelaskan reuni atas inisiatip mantan kedua Siwo Jaya Bang Sam, yang menghubunginya dan mengimbau agar diadakan lagi pertemuan anggota Siwo.

“Tidak ada panitia-panitiaan. Hanya saya dan Luthfi dan Agus yang mengelola acara ini, dananya dari sumbangan teman-teman,” kata Raja, kini sebagai anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat.

Ketua PWI Jaya, Sayid Iskandar, sebagai tuan rumah acara itu, membuka sambutan dengan berdoa kepada sahabat Bramono, dan menyatakan silaturahmi atau reuni amat diperlukan karena ada hikmahnya, yaitu panjang umur, membuka pintu rejeki dan merekatkan persaudaraan dan persahabatan.

Bang Norman Chaniago yang memasuki usia 83 tahun pun didaulat angkat bicara.