MALANG (Wartatransaransi.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan beberapa pesan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang telah selesai melaksanakan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS. Penutupan Latsar CPNS golongan II Angkatan XI dan golongan III Angkatan XXIII dan XXIV Tahun 2022 BPSDM Jatim diselenggarakan di BPSDM Kawi Malang, Senin (13/6) malam.
Beberapa pesan Gubernur Khofifah mengandung nilai penting yang dibutuhkan di era digital saat ini. Mulai dari menjaga NKRI, adaptasi digitalisasi, sampai ajakan untuk berbuat baik melayani masyarakat tanpa pamrih.
Orang nomor satu di Jatim ini mengajak agar para ASN memiliki komitmen untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, menjaga persatuan dan kesatuan NKRI bukanlah hal sederhana dan membutuhkan upaya dari semua pihak.
Ia menyebutkan bahwa pesan serupa juga disampaikan oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno Periode 1993-1998. Mengutip pernyataan Bapak Try Sutrisno saat Khofifah Silaturrahim di kediaman beliau pada Senen (13/6) berpesan agar jangan sampai jiwa NKRI hanya menjadi _cover_ (sampul) semata tetapi harus mengalir pada semua lini kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Gubernur Khofifah berpesan agar para ASN bersungguh-sungguh untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI secara lahir dan batin dengan mengabdikan seluruh energi dan potensi yang dimiliki.
“Di momen penutupan latsar hari ini, saya pesan kepada semua peserta baik golongan dua dan golongan tiga: mengutip wejangan Bapak Try Sutrisno Wakil Presiden RI Periode 1993-1998 , jangan sampai NKRI itu hanya _casing_ -nya atau hanya _cover_ -nya saja. Tapi dalamnya juga harus utuh NKRI. Nah itu harus dilakukan dengan mendalami kembali dengan tokoh-tokoh bangsa lainnya maupun melalui berbagai literatur pemikiran para pendiri bangsa,” katanya.
Pesan selanjutnya adalah bagaimana PIN ASN SMART menjadi pemantik semangat untuk terus menggali potensi dan menciptakan inovasi-inovasi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Pasalnya, saat ini Global Competitiveness Index ASEAN menunjukkan bahwa indeks kompetitif ASN Indonesia berada urutan ke-50. Hal itu sangat jauh berbeda dengan Singapura yang berada di posisi pertama. Maka posisi ini hendaknya menjadi pemacu dan pemicu ASN Jawa Timur untuk melakukan lompatan kinerja dan produktifitas.
Gubernur Khofifah mengajak agar hal tersebut tidak membuat mereka berkecil hati. Namun sebaliknya, menjadikannya sebagai amunisi semangat untuk lebih produktif. Misalnya dengan membangun semangat tersebut baik kerjasama dengan _private sector_ berbagai instansi vertikal dan instansi horizontal serta berbagai _short course_ kekhususan lainnya.
“Hari ini memang index Global competitiveness menjadi penting, juga indeks inovasi dari ASN di Indonesia. Apakah indeks daya saing atau indeks inovasi ini harus dijadikan pintu masuk untuk membangun semangat kerja yang lebih besar, lebih produktif dengan tim-tim yang sudah terbangun,” jelasnya.