Lebih lanjut Mukhlis juga mengapresiasi cara Anas menutup masa baktinya, yaitu dengan menerbitkan buku dan membedahnya.
“Ini sebuah tradisi yang baik, tradisi intelektual dengan menulis buku menjelang purna tugas. Apalagi bukunya luar biasa. Ini bisa menjadi bekal bagi bupati-bupati penggantinya. Dari buku ini, kita bisa tahu, bahwa menjadi bupati harus benar-benar mengetahui permasalahan daerahnya,” tegasnya.
Apresiasi juga datang dari organisasi otonom Muhammadiyah, Aisyiyah. Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyuwangi Dwi Deritaning Tyas mengakui, kepemimpinan Anas selama dua periode telah memberi dampak yang signifikan bagi Banyuwangi.
“Tentu saja setiap orang ada kekurangannya. Namun, kepemimpinan Pak Anas ini secara umum sangat baik,” tuturnya.
Sementara itu, Anas menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Muhammadiyah yang selama 10 tahun kepemimpinannya telah menjadi mitra kolaborasi. Baik dalam kiprahnya di bidang sosial, pendidikan, kesehatan hingga pemberdayaan masyarakat.
“Bersama ormas-ormas yang lain, Muhammadiyah selalu hadir mendukung berbagai program pembangunan. Sungguh saya mengucapkan terima kasih atas segala kolaborasinya untuk membangun daerah kita tercinta ini,” papar Anas.
Sembari menyitir surat Presiden Soekarno pada Muktamar Muhammadiyah di Pekalongan pada 1953, Anas juga mengakui peran besar Muhammadiyah dalam membangun kerohanian masyarakat Banyuwangi. “Apa yang dirasakan oleh Bung Karno terhadap Muhammadiyah, tak jauh beda dengan apa yang saya rasakan selama memimpin Banyuwangi ini,” tegas Anas.
Buku-buku Anas itu dibedah langsung oleh dua narasumber. Di antaranya Rektor Institute Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Banyuwangi Drs H Nawachid MP dan Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PD Muhammadiyah Banyuwangi Mufti Syafii.
Acara yang digelar secara luring dan daring itu juga diikuti oleh seluruh keluarga besar Muhammadiyah Banyuwangi. Tak kurang dari 130 lembaga pendidikan dan kesehatan serta 27 Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Banyuwangi turut menghadiri acara. Berbagai organisasi otonom Muhammadiyah dari tingkat kabupaten hingga kecamatan juga hadir. (jam/yin)