SIDOARJO – (WartaTransparansi.com) – Haul Jam’ul Jawami’ sebagaimana diselenggarakan Majelis Kotmil Quran Ahad Wage, di Balai RW 1 Kelurahan Celep, Minggu (7/2/2021) mendoakan keselamatan bangsa dan negara terbebaskan dari virus Corona dan Musibah.
Acara haul dimulai dari habis subuh dengan membaca Al-Quran hingga katam (selesai) habis Asar, kemudian dilanjutkan dengan membaca salawat dan tahlil.
Haul Jam’ul Jawami’ ialah dipopulerkan Mbah Yai Ismail Ibrohim (KH Ismail Ibrahim) karena sering didatangi arwah para Aulia, ulama dan para karomah, kemudian berdasarkan penelusuran karena dinyatakan benar, kemudian dilakukan acara haul, baik keliling ke tempat makam maupun di Kedungmaling Sooko Mojokerto,” kata Ustad Mahfudi, Minggu sore, saat memberikan tausiah.
Tradisi haul jam’ul jawami’ dari hasil penelitian bahwa Haul Jam’ul Jawami’ merupakan bentuk tradisi di Desa Kedungmaling Sooko Mojokerto yang diprakarsai oleh KH. Ismail Ibrahim untuk syiar agama dan untuk memperingati kewafatan seluruh tokoh ulama’ di seluruh dunia.
Tradisi Haul jam’ul Jawami’ memiliki fungsi mendorong membangkitkan gerakan ekonomi masyarakat.
Fungsi Haul Jam’ul Jawami’ ditunjukkan melalui sumbangan yang diberikan untuk pemeliharaan, stabilitas, dan kelestarian hidup ekonomi masyarakat desa Kedungmaling Syekh Jumadil Qubro.
Salah satu Haul Jam’ul Jawami’ yang dipopulerkan ialah haul Syeck Jumadil Qubro, kakek Raden Rahmat Sunan Ampel, dan menjadi kakek buyut “Wali Songo” yang populer di antara “Wali Songo” beberapa angkata di tanah Jawa dan nusantara. Syekh Jumadil Qubro atau Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Maulana Husain Jumadil Qubro berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah.
Ia diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu Nabi Muhammad SAW Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana Ibrahim Asmoroqondi, Abdullah Asy’ari, dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa.
Setelah itu mereka berpisah; Syekh Jumadil Qubro akhirnya ke Wajo, Makassar Maulana Ibrahim Asmoroqondi ke Champa, di sebelah Selatan Vietnam, yang kemudian mengislamkan Kerajaan Campa, sementara adiknya Maulana Ishaq pergi ke Aceh dan mengislamkan Samudra Pasai.
Syekh Jumadil Qubro menjadi cikal bakal “Wali Songo”, yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) adalah cucunya. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah buyutnya.
Sunan Kudus adalah cicitnya (keturunan keempat). Jadi bisa dikatakan bahwa para “Wali Songo” yang masyhur merupakan keturunan etnis Uzbek dari Syekh Jumadil Qubro. Mahfudi menjelaskan, bahwa Haul Jam’ul Jawami’ selain mendoakan ulama se dunia, mendoakan ahli kubur, juga mendoakan bangsa dan negara.
“Kita doakan bersama semoga bangsa dan negara dibebaskan dari virus Corona juga segera dijauhkan dari musibah dan bencana,” pada doa yang diamini jamaah dan dilanjutkan dengan doa penutup setelah selesai membaca Al-Quran hingga 30 juz.
Jam’ul Jawami’ begitu bermanfaat dalam mendoakan para arwah Aulia, ulama, dan karomah se dunia, juga memohon doa untuk keselamatan bangsa dan negara. Sebuah permohonan sangat berguna juga bersahaja. Semoga dikabulkan Allah SWT. (jt/bbs)