Emil memberi ilustrasi pengelolaan Sungai Brantas, dimana lebih dari 40 persen penduduk Jatim berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, dan terdapat kerawanan polusi di sungai tersebut.
Di awal masa jabatan Khofifah-Emil, salah satu langkah awal yang dilakukan adalah program Adopsi Sungai Brantas dimana penanganan sampah popok serta penandatanganan MoU dengan industri di sepanjang Brantas menjadi bagian dari program 99 hari pertama.
Emil yang pernah menjadi Co-President United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pacific periode 2016-2018, turut menyampaikan komitmen Pemprov Jatim mendukung proyek percontohan Closing The Loop yang merupakan kolaborasi UCLG Asia Pacific dengan ASEAN dan Lembaga PBB UN ECOSOC, dimana ibukota Jatim, Surabaya menjadi salah satu dari 4 kota di ASEAN yang turut menjadi lokasi proyek percontohan.
Closing the Loop akan menekankan kesinambungan penanganan limbah plastik (waste value chain) dengan melibatkan industri penghasil limbah plastik dalam melakukan penanganan limbah plastik.
Selain masalah limbah plastik, Emil turut menekankan komitmen Pemprov Jatim dengan menjaga ekosistem pesisir, termasuk melalui restorasi habitat ikan dan penanganan perikanan ilegal yang turut menjadi komitmen bersama pada Council Meeting Lembaga perikanan Asia Tenggara (South East Asian Fisheries Development Center/SEAFDEC) yang diselenggarakan dengan Jawa Timur sebagai tuan rumah pada tahun 2019 yang turut menghadirkan Wagub Emil sebagai pembicara. (min)