Seperti diketahui, dalam video tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terlihat menelepon seseorang dari BNPB dengan nada tinggi. Ia menanyakan bantuan dua mobil laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) dari BNPB yang diminta oleh pemerintah Kota Surabaya.
Dalam teleponnya Risma tidak terima karena setelah datang dua mobil itu ternyata malah dikirimkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur bukan ke Surabaya melainkan ke daerah lainnya di Jawa Timur.
Berikut kemarahan Risma yang tertangkap dalam video tersebut: “Dapat sms, dapat wa-nya Pak Joni, Kohar (Gugus Tugas Pemprov Jatim). Kalau (mobil) itu (seharusnya) untuk Surabaya. Opo opoan (Apa-apaan) gitulo pak, kalau mau boikot jangan gitu Pak Caranya.
Saya akan ngomong ini ke semua orang. Pak, saya ndak terima lo Pak. Betul saya ndak terima Pak.
Saya dibilang ndak bisa kerja. Siapa yang ndak bisa kerja, sekarang. Kalau mau ngawur nyerobot gitu. Siapa yang ndak bisa kerja. Boleh dicek ke Pak Pramono Anung (Seskab), Boleh ditanya ke Mbak Puan (Ketua DPR RI)
Sementara Kepala Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim Suban Wahyudiono (Kepala BPBD) Jawa Timur, menyebutkan Pemprov sejak awal Sudah mengirim surat tertanggal 11 Mei 2020 ke Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
Lalu dikirim 2 unit mobil PCR ke Surabaya, penerimanya adalah Gubernur Jatim. PCR itu peruntukannya untuk Jawa Timur, termasuk Surabaya. Bukan sertamerta Surabaya. Dan sudah digunakan di beberapa rumah sakit di Surabaya, Lamongan dan Tulungagung (min)