Lapsus  

Hongaria yang Eksotik, Antik, dan Menarik

Laporan Transparansi Djoko Tetuko dari Eropa (14)

Hongaria yang Eksotik, Antik, dan Menarik

Kerajaan Hongaria bertahan hingga 946 tahun dan pada beberapa waktu menjadi pusat kebudayaan dunia Barat. Setelah Perang Mohacs dan pendudukan oleh Kesultanan Utsmaniyah (1541-1699), Hongaria menjadi bagian dari Kekaisaran Habsburg, yang kemudian membentuk bagian dari Kekaisaran Austro-Hongaria.

Batas negara yang sekarang dipakai didasarkan pada Perjanjian Trianon (1920) setelah Perang Dunia I. Negara ini kehilangan lebih dari 71% wilayah, 58% penduduk, dan 32% etnis Hongaria. Di pihak Poros (Axis Power), Hongaria juga mengalami kerugian hebat pada Perang Dunia II.

Selama empat dekade lebih masa pemerintahan komunis (1947-1989), negara ini mendapat sorotan dari dunia luas atas Revolusi 1956 dan pembukaan batas wilayahnya dengan Austria pada 1989, yang sebelumnya ditutup dengan Tirai Besi, yang mempercepat runtuhnya Blok Timur.

Pada 23 Oktober 1989, Hongaria kembali menjadi republik parlementer yang demokratis, dan kini termasuk dalam negara-negara berkembang. Hongaris juga terkenal sebagai tempat kunjungan wisata yang populer dengan menarik 10,2 juta pengunjung dalam satu tahun (2011). Negara ini menjadi tumah bagi gua air panas terbesar dan danau air panas terbesar kedua di dunia (Danau Héviz), danau terbesar di Eropa Tengah (Danau Balaton), dan padang rumput alami terbesar di Eropa (Hortobagy).

“Alhamdulillah kita bisa menikmati Budapest lebih lebih,” kata Salim dan Yopie. “Mudah mudahan bisa menambah syukur kita kepada Allah SWT,” ujar Ying —panggilan akrab Salim.

Hongaria terletak di Eropa Tengah dan merupakan salah satu negara anggota Uni Eropa dan termasuk negara anggota Schengen sehingga Anda harus memiliki visa Schengen untuk masuk ke negara tersebut. (JT)