Provinsi Maluku di Antara Tiga Lempeng Bumi dan Ring of Fire

Provinsi Maluku di Antara Tiga Lempeng Bumi dan Ring of Fire
Surga tersembunyi di wilayah timur Indonesia. Terletak di Pulau Seram, Pantai Ora masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Manusela yang berada di dua desa, yaitu Desa Sawai dan Saleman, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

AMBON – Provinsi Maluku memiliki keunikan tersendiri dengan ciri kepulauan. Karenanya, tidaklah mengherankan kalau wilayah provinsi seluas 712.479,69 km² didominasi oleh wilayah laut sebanyak 92,4% atau 658.294,69 km², dan selebihnya merupakan wilayah daratan seluas 54.185 km² atau hanya 7,6% dari total luas wilayah Provinsi Maluku. Dan secara administratif Provinsi Maluku memiliki 11 Kabupaten/Kota atau 9 Kabupaten dan 2 Kota.

Secara geologis, Provinsi Maluku terletak pada pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Selain itu Provinsi Maluku juga dilintasi Ring of Fire/ cincin api dunia. Kondisi demikian membuat Provinsi Maluku rentan terhadap bencana geologis, seperti gempabumi, tsunami, dan letusan gunung api. Sejarah mencatat, begitu banyak kejadian bencana geologi yang terjadi di masa lampau. Peneliti-peneliti VOC bahkan mencatat telah terjadi puluhan gempa bumi dan tsunami di Maluku. Belum lagi ancaman hidrometeorologis yang dapat terjadi kapan saja.

Diketahui, wilayah Indonesia, termasuk Maluku, juga terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan, dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrem. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan bebatuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan tanah yang subur.

Sebaliknya, kondisi ini dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi silih berganti di Provinsi Maluku. Bahkan bencana hidrometeorologis merupakan bencana yang sering terjadi di Provinsi Maluku.

Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Provinsi Maluku menempati peringkat ketiga secara nasional dengan indeks risiko tinggi. Adapun skor indeks risiko bencana di Provinsi Maluku adalah 179.

Banyaknya penduduk yang terdampak bencana dan luasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, khususnya saat gempa bumi yang terakhir pada Juni 2019, menuntut adanya upaya kesiapsiagaan bagi penduduk. Baik sebelum, saat, maupun setelah bencana. Perasaan tidak mau tahu, tidak peduli dan merasa aman tinggal di daerah rawan bencana harus dihindari, mengingat bencana bisa datang pada saat yang tidak diduga. Dengan adanya kesiapsiagaan yang dimiliki oleh setiap penduduk, korban jiwa maupun harta dapat diminimalisasi. Upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat tersebut harus dibarengi dengan sinergitas aparatur pemerintah di Provinsi Maluku dalam menghadapi ancaman bencana di wilayahnya.