Minyak Brent Naik Ditengah Pemberlakuan Sanksi AS Terhadap Iran

Minyak Brent Naik Ditengah Pemberlakuan Sanksi AS Terhadap Iran
Ilustasi: kilang minyak Iran (REUTERS)

Trump pada Senin mengatakan, dia ingin memberlakukan sanksi-sanksi terhadap minyak Iran secara bertahap, mengutip kekhawatiran tentang guncangan di pasar energi dan menyebabkan lonjakan harga global.

Pejabat AS telah mengatakan tujuan sanksi-sanksi pada akhirnya untuk menghentikan semua ekspor minyak Iran.

Pompeo mengatakan lebih dari 20 negara telah memotong impor minyak dari Iran, mengurangi pembelian lebih dari satu juta barel per hari.

Sanksi-sanksi telah merugikan miliaran dolar Iran dalam pendapatan minyak sejak Mei, Wakil Khusus AS untuk Iran Brian Hook mengatakan kepada wartawan pada Senin (5/11).

Iran mengatakan pada Senin (5/11) akan melanggar sanksi-sanksi tersebut dan terus menjual minyak ke luar negeri. Kementerian luar negeri China menyatakan penyesalan atas langkah AS.

Produksi gabungan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Arab Saudi, naik di atas 33 juta barel per hari untuk pertama kalinya pada Oktober, naik 10 juta barel per hari sejak 2010, dengan ketiganya memompa minyak pada atau mendekati rekor volume.

Abu Dhabi National Oil Co berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak hingga empat juta barel per hari pada akhir 2020 dan menjadi lima juta barel per hari pada 2030, katanya pada Minggu (4/11), dari produksi sedikit di atas tiga juta barel per hari.

Data dari perusahaan analisis Kayrros menunjukkan produksi minyak mentah Iran secara luas tidak berubah pada Oktober dari September, dengan barel-barel masih mencapai pasar bersama produksi tambahan dari Arab Saudi dan Rusia.(*/guh)