Ketika berada di Taman Gandrung Terakota, pengunjung bisa menikmati keindahan pemandangan Gunung Ijen yang memiliki tinggi 2.443 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan pemandangan selat Bali.
“Justru itulah makna dan nilai yang kita tawarkan, kesenian dan ketidakabadian. Karena, yang abadi adalah proses, makna dan nilai-nilai yang melekat di dalamnya,” terangnya.
Taman Gandrung Terakota terinspirasi dari Terracotta Warrior and Horses di Tiongkok yang dibangun pada masa Kaisar Qin Shi Huang (259-210 SM). Penataannya melibatkan kurator seni rupa dari Galeri Nasional Indonesia sekaligus dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Dr Suwarno Wisetrotomo.
Taman Gandrung Terakota tidak hanya menyajikan deretan patung-patung penari gandrung. Memasuki kawasan ini, pengunjung dapat melihat bukit nan hijau dan aktivitas pertanian tradisional suku Oseng.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas pun sangat antusias dengan tumbuhnya destinasi wisata baru di daerahnya. “Kami sangat bangga dengan antusiasme berbagai pihak untuk terus mengembangkan Banyuwangi. Ini dibangun tanpa APBD, melainkan oleh swasta yang punya kepedulian terhadap seni-budaya Banyuwangi,” kata Anas. (def)