Surabaya – Big Bad Wolf (BBW) ikut meningkatkan minat membaca masyarakat Jawa Timur. Upaya meningkatkan minat membaca memang perlu dilakukan secara terus menerus melalui berbagai jalur, baik dalam
keluarga, di sekolah, di perpustakaan dan dalam masyarakat. Semua ini
harus dilakukan secara bersama-sama baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
“Minat baca ini bisa terlihat dari banyaknya anak yang datang ke Big
Bad Wolf langsung membaca buku, kemudian membeli buku. Ketika
anak-anak sudah suka membaca, minat bacanya tumbuh dan motoriknya
jalan,” ujar Sekdaprov Jatim Dr. Ir. Heru Tjahjono, MM saat membuka Pameran Buku Big Bad Wolf Surabaya Tahun 2018 di JX International
Jalan A. Yani Surabaya, Rabu (26/9) malam.
Heru menjelaskan, kinerja Pemprov Jatim sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan terkait dengan minat membaca. Berdasarkan survei dari
UNAIR dan UNBRAW pada tahun 2015, Indeks Minat Baca masyarakat Jawa
Timur adalah 65,25 persen, tahun 2016 menjadi 69,75 persen dan pada tahun 2017 meningkat 72 persen. Artinya minat baca masyarakat Jatim berada pada posisi sedang.
Dikatakan, hasil survey ini menjadi dasar bagi Pemprov Jatim untuk terus meningkatkan kebiasaan dan kegemaran membaca masyarakat.
Menurutnya, mengajak masyarakat untuk membaca dan membudayakan kegemaran membaca bukan suatu hal yang mudah, apalagi di era saat ini media informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat. Membaca memerlukan ketekunan dan konsentrasi pikiran, sementara dalam
keseharian indra kita dimudahkan dan disuguhi dengan berbagai infotainment melalui siaran televisi yang beragam dan juga sarana instan yang secara visual lebih menarik dari pada teks maupun tulisan.
Ke depan, Mantan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Jatim itu mengharapkan, dengan meningkatnya minat baca, maka masyarakat bisa
menggunakan informasi dari buku tidak hanya melalui gadget. Belajar dari negara yang maju sudah kembali membudayakan membaca.
“Buku itu isinya lebih substantif dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai literasi daripada menggunakan gadget,” katanya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT. Jaya Ritel Uli Silalahi menjelaskan, budaya membaca sejak dini perlu disiapkan mengingat derasnya arus informasi di media serta persaingan dalam Masyakarat
Ekonomi Asean (MEA). Kita perlu mempersiapkan generasi mendatang.
Mereka harus siap dengan persaingan global.