“Alhamdulilah Banyuwangi sudah 100 persen ujiannya menggunakan komputer. Meskipun masih harus dibagi dalam beberapa sesi ujian,” kata Wabup.
Sejumlah sekolah di Banyuwangi membagi pelaksanaan ujian dalam sejumlah sesi menyesuaikan komputer yang ada di sekolah. Seperti SMAN 1 Glagah terbagi menjadi tiga sesi dalam sehari, SMAN I Giri empat sesi.
“Meski demkian, tidak perlu khawatir ada kebocoran soal. Karena, di setiap sesi soalnya berbeda. Dan ini sudah sesuai dengan peraturan dari pusat,” ujar Mujiono, Kepala SMAN I Glagah.
Dalam kesempatan itu, Wabup juga sempat menyambangi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) siswa SMAN I Glagah, Fitri Ayu Wulandari. Fitri, siswi tuna netra saat itu tengah mengerjakan soal tertulis dengan huruf braile.
Ditambahkan Mujiono, UNBK bukanlah menjadi penentu utama kelulusan. Namun, UNBK adalah salah satu komponen penilaian karena bisa menambah bobot penentu kelulusan siswa, selain rapor siswa.
“UNBK dan ujian lainnya porsinya 40 persen, sementara rapor siswa dari semeter satu s/d lima bobotnya 60 persen. Perpaduan kedua nilai itulah yang menentukan kelulusan siswa,” ungkapnya. (ari)