Ia mencontohkan, di BPBD Jember memiliki Drone dimana fungsinya adalah untuk memantau kerawanan bencana dari wilayah udara atau daerah yang sulit dijangkau.
Sama halnya di BPBD Sampang yang memiliki Oksigen Generator untuk mengisi tabung oksigen karena sering terjadi kecelakaan laut.
Juga di BPBD Ponorogo yang memiliki penyedot gas yang digunakan untuk menyedot gas beracun di salah satu daerah disana.
“Kesemuanya ini adalah bagian dari kesiapsiagaan yang dimulai dari ujung timur Jatim mulai dari ujung timur Banyuwangi, ujung barat Ngawi, paling selatan Malang sampai utara pesisir Madura. Semua siap melaksanakan kesiapsiagaan bencana,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Andi Eviana memuji kesiapsiagaan yang di komandoi BPBD Prov. Jatim karena melibatkan banyak unsur stakeholder.
Menurutnya Apel Kesiapsiagaan ini merupakan bentuk kewaspadaan ditengah potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja.
“Kami sampaikan apresiasi atas kesiapsiagaan dari Pemprov Jatim dalam penanganan bencana alam dan Karhutla. BNPB akan siap mendukung seluruh upaya penanganan bencana di Jatim,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua Komisi E DPRD Prov. Jatim Hikmah Bafaqih mengingatkan kepada seluruh DPRD kabupaten/kota agar untuk menyisakan anggaran untuk perawatan alat alat.
Menurutnya, terkadang ketika sudah mendapat bantuan peralatan lupa untuk melakukan perawatan secara berkala.
Untuk itu, pada P-APBD nanti diharapkan masing masing pemerintah daerah untuk menyisakan anggaran untuk perawatan alat alat kebencanaan.
Sebanyak 900 peserta Apel Kesiapsiagaan terdiri dari unsur TNI-Polri, Basarnas, Satpol PP, Dishub, Taman Nasional Tengger Semeru dan BPBD Kabupaten/Kota se Jatim. (*)