Imanol, 29 tahun, bukan nama sembarangan. Ia pernah menjadi bagian dari skuad Osasuna saat klub asal Pamplona itu promosi ke La Liga musim 2018/2019 dengan status juara Segunda División. Selain Osasuna, nama Imanol tercatat di sejumlah klub Spanyol lain seperti Villarreal B, Gimnastic, Cordoba, hingga terakhir memperkuat Alcoyano di kasta ketiga.
“Kami butuh pengatur ritme dan penyeimbang di tengah. Imanol punya kualitas itu. Tim pelatih juga tertarik dengan gaya mainnya yang dinamis,” ujar Manajer Persik, M. Syahid Nur Ichsan, Minggu, 13 Juli 2025.
Langkah Persik mendatangkan Imanol tak sekadar penguatan skuad. Lebih dari itu, ini adalah sinyal jelas bahwa klub asal Kota Kediri siap tampil habis-habisan. Kehadiran pemain berpostur 182 cm itu diharapkan memperkaya pola permainan dan membawa visi Eropa ke lapangan hijau Indonesia.
“Saya tahu Persik tim besar, dua kali juara Liga Indonesia. Begitu ada tawaran, saya langsung tertarik,” kata Imanol, yang berposisi sebagai gelandang tengah.
Imanol juga mengaku sudah mempelajari atmosfer kompetisi Liga 1 yang kini berganti nama menjadi Super League. Menurutnya, sepak bola Indonesia penuh gairah dan punya basis suporter yang fanatik.
“Super League sangat atraktif dan berkembang. Saya datang untuk memberi yang terbaik dan membawa Persik ke posisi terbaik klasemen,” ujar Imanol.
Dengan pengalaman panjang di sepak bola Eropa, Persik berharap Imanol bisa menjadi motor penggerak sekaligus mentor di ruang ganti bagi pemain muda lokal. Jika konsisten, kehadiran sang eks La Liga ini bisa menjadi pembeda penting dalam perjuangan Macan Putih musim ini.(*)