MAKKAH — Pelaksanaan dan pelayanan Haji 1446/ 2025 berbeda dengan haji sebelumnya. Terbaru, program Tanazul yang diskenario bisa mengurai kepadatan di Mina, tiba-tiba dicabut.
Dalam rapat kordinasi Kepala Sektor 7 Zulkifli Sitorus membenarkan Kementerian Agama (Kemenag), mengumumkan pembatalan skema Tanazul jamaah saat momen mabit di Mina. Keputusan ini berpotensi membuat tenda di Mina penuh sesak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Skema Tanazul adalah memulangkan lebih awal jemaah tertentu yang seharusnya menginap di tenda Mina. Mereka yang menjadi peserta Tanazul, diinapkan di hotel yang dekat dengan jamarot atau tempat melempar jumrah. Selesai melempar jumrah, mereka kembali ke hotel.
Sebelumnya Kemenag mengatakan, skema Tanazul tersebut direncanakan untuk sekitar 30 ribu jamaah. Untuk tempat menginap, disiapkan hotel sendiri. Dengan skema ini, kapasitas tenda di Mina menjadi lebih longgar. Jemaah tidak lagi adu kepala ketemu kaki jemaah lain di dalam tenda.
Informasi pembatalan skema Tanazul tersebut tertuang dalam surat edaran Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tertanggal 2 Juni (6 Dzulhijjah) ditandatangani Ketua PPIH Arab Saudi sekaligus Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis Muhammad Hanafi.
Surat tersebut memuat beberapa poin penting, yaitu menerangkan pembatalan Tanazul itu diputuskan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Kementerian ini menyampaikan pelaksanaan Tanazul ditunda ke musim haji tahun-tahun mendatang.
Jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan ke Padang Arafah jelang pelaksanaan wukuf, pada 8 Zulhijah 1446 H atau 4 Juni 2025 juga mengalami krodit berat. Selain ketatnya pemeriksaan Nusuk, sirkulasi bus transportasi dari Syarikah tidak sesuai dengan jumlah jemaah.