Tajuk  

Nuzulul Qur’an sebuah Sejarah dan Kontemplasi

Nuzulul Qur’an sebuah Sejarah dan Kontemplasi
Djoko Tetuko Abdul Latief

Sebagaimana diketahui bahwa peristiwa Nuzulul Qur’an, merupakan peristiwa dimana Kitab Suci Al-Quran, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril di Gua Hira, Jabal Nur. Peristiwa ini terjadi pada 17 Ramadhan 610 M.

Tafsir ayat 1-5 Surat Al-‘Alaq menjelaskan tentang perintah untuk membaca, mencari ilmu, dan mengajarkannya. Ayat-ayat ini juga mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.

Tafsir ayat 1-5 Surat Al-‘Alaq juga perintah untuk membaca, mencari pengetahuan, dan memperoleh pemahaman yang lebih baik.

Diawali (1) Perintah untuk membaca alam, membaca perilaku manusia, dan lain sebagainya. (2) Perintah untuk membaca buku, membaca diri sendiri dan alam semesta, hingga membaca kebesaran kebesaran Allah SWT.

Perintah lain, (3) Perintah untuk belajar dan berfikir. (4) Perintah untuk menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (5)
Perintah untuk membaca, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

Sedangkan sebagaimana diketahui Nuzulul Quran meliputi pengertian, sejarah, keutamaan, dan amalan yang dianjurkan.

Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Nuzulul Qur’an berasal dari kata nazzala-yunazzilu-tanzilan yang artinya turun secara berangsur-angsur.

Sejarah Al-Quran diturunkan di Mekkah dan Madinah. Turunnya Al-Quran berlangsung selama 23 tahun secara berangsur-angsur. Ayat-ayat Al-Quran yang turun di periode Mekkah disebut ayat Makkiyah.
Ayat-ayat Al-Quran yang turun di periode Madinah disebut ayat Madaniyah.

Nuzulul Qur’an sebagai bagian dari keutamaan penguatan keimanan dan ketaqwaan, ada
malam Lailatul Qadr (lebih baik dari seribu bulan), berbagai peningkatan ibadah selama bulan suci Ramadhan. Sholawat taraweh, tadarrus Al Qur’an, I’tikaf, Dzikir, sholat malam atau tahajud serta ibadah wajib zakat fitrah serta infak juga sadaqoh sebagai gerakan massal dalam memakmurkan masjid dan menyiarkan puasa bulan suci Ramadhan.

Berbagai aktifitas ibadah dari Nuzulul Qur’an mengingatkan kembali agar kontemplasi. Sebagimana diketahui
kontemplasi adalah tindakan merenung, mengamati, atau memikirkan sesuatu dengan penuh pertimbangan.

Kontemplasi juga dapat diartikan sebagai persiapan untuk mengambil tindakan atau mengubah perilaku.
Kontemplasi dapat dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan.

Nuzulul Qur’an adalah kesempatan Presiden bersama Kabinet Merah Putih dan seluruh pejabat negara, “membaca dan menbaca”, selanjutnya kontemplasi dengan niat tulus ikhlas memperbaiki kehidupan bangsa dan negara. InsyaAllah dengan sungguh sungguh akan mewujudkan hasil maksimal. Sebagaimana pepatah Arab *”Man Jadda Wajada”* (“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil”) (*)

Penulis: Djoko Tetuko