Lebih lanjut dia mengatakan, “Mengapa Ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan Masya Allah La Quwwata Illa billah. Semua ini terwujud atas kehendak Allah, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”
Lelaki beriman itu menyatakan bahwa dirinya percaya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya. “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberikan kepadaku kebun yang lebih baik dari kebunmu. Dan Tuhan mengirim petir dari langit ke kebunmu sehingga menjadi tanah yang licin atau airnya jadi surut ke dalam tanah, maka kamu tidak akan dapat menemukan lagi.”
Tuhan menjawab doa lelaki beriman yang teraniaya itu. Kebuh anggur milik lelaki kafir itu hancur dalam sekejap. Seluruh hartanya ludes.
“Betapa sekiranya dulu aku tidak menyekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun,” kata lelaki kafir itu sambil mbrebes mili penuh pernyesalan.
Allah menegaskan dalam ayat 43 dan 44. “Dan tidak ada (lagi) baginya segolongan pun dapat menolongnya selain Allah. Dan dia pun tidak dapat membela dirinya. Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Maha Benar. Dialah (pemberi) pahala dan balasan terbaik.”
Terbakarnya Los Angeles ini bisa jadi baru peringatan awal atau kecil. Amerika Serikat mesti waspada dan instropeksi. Jika kesombongannya semakin membahana, menindas di mana-mana, meremehkan Tuhan, bukan mustahil peringatan yang lebih besar dari Allah akan menyusul.
“Dan tidak suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya) melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami siksa (penduduknya) dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfudz). (Quran, Al Isra 58).
Raabi a’lam
*) Anwar Hudijono, jurnalis senior tinggal di Sidoarjo