SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Tepat tujuh harinya, ribuan Jamaah Tahlil mendoakan alm Sutojoyo Sulthana Nashir, putra pertama Sekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji di kediaman Jalan Wonoayu 185 Surabaya, Jumat (4/10/2024) malam.
Doa tahlil dan pembacaan surat yasin berkumandang keras. Para Jamaah tahlil dari kampung Wonoayo dan sekitarnya memadati jalan raya. Tak terkecuali deretan kendaraan berjejer bahkan meluber hingga arus lalulintas sedikit terganggu.
Ayahanda alm Sulthan, demikian alm biasa dipanggil, Muhammad Sarmjuji menyampaikan termakasih sekaligus permohonan maaaf yang selama ini telah membantu Ananda saat sakit maupun setelah wafat dimana penyelenggaraan kirim doa sampai tujuh harinya.
Dalam sambutan singkatnya, Sarmuji bercerita tentang putranya Sulthan, pada musim haji lalu atau sekitar tiga bulan lalu sahabatnya Mas Arief, bupati Kebumen sedang menunaikan ibadah haji. Beliau telpon saya “Pak Sarmuji, tadi siang saya berdoa di Multadzam, lalu malamnya saya bermimpi bahwa Ananda Sulthan itu duduk disebelahnya raja. Singgasana raja itu sangat mewah sekali.
Kursi yang diduduki Ananda Sulthan juga sangat mewah bersama beberapa orang,” kata Sarmuji menirukan sahabatnya bupati Kebumen Mas Arief.
Saat itu juga, telepon Mas Arief itu langsung saya sambungkan ke Sulthan “ Mas ini lho Om Arief mimpi tentang Mas Sulthan, dan mimpinya bagus sekali. InsyaAllah Mas Sulthan makomnya tinggi,”.
Masih dalam cerita Sarmuji, ketika menerima telephon dalam benaknya antara senang dan sedih. Senangnya karena ia tahu bahwa makom anaknya itu cukup baik dan tinggi. Sedangkan sedihnya bahwa itu adalah isyaroh bahwa anaknya akan di panggil pulang oleh Allah.
Kemarin, saat Mas Arief ziarah kesini, bilang ke saya, ada satu lagi yang belum diceritakan tentang mimpinya itu bahwa disamping Mas Suthan itu sebenarnya ada orang lagi? Lalu saya tanya siapa orang itu, di jawab oleh Mas Arief orang itu adalah neneknya.
Beberapa saat kemudian Mas Arief mengajak ke makam Sulthan. Dan dia agak kaget ternyata makamnya Mas Sulthan persis disebelah neneknya.
Menurut Sarmuji, cerita ini yang menguatkan keluarga. Sejak awal saya selalu sampaikan kepada istri saya
“Bu InsyAllah kalau Sulthan sembuh dan sehat akan mulia dan bermanfaat untuk orang banyak. Dan Andaikan tidak sembuh dan dipanggil pulang, InsyaAllah akan mulia disisi Allah. Mudah mudahan Sulthan dipanggil Allah dalam keadaaan baik..Aamiin
Diakhir sambutan singkatnya Sarmuji juga tak lupa menyampaikan permohonan maaf sekaligus terimakasih kepada semua pihak terutama tetangga tetangga yang kerepotan luar biasa. Karena acaranya mulai pertama hingga tujuh hari.
Juga ibu ibu yang rewang (membantu di dapur). Tetangga tetangga saya sangat kerepotan karena karangan bunganya sangat banyak, sampai nutupi rumah. Pasti sangat terganggu, juga mobil parkir yang panjang.
Malam itu, hadir beberapa anggota DPR RI dari Fraksi Golkar seperti Nusron Wahid, Mukhamad Misbakhun, Ali Mufthi, Heru Cahjono. Lalu Aang Kunaifi (Ketua KPU) Jawa Timur. Nampak hadir ketua Golkar Banyuwangi Rulliyono dan ketua DPD kab/kota lainya, serta Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur.
M Sutojoyo Suthana Nashir wafat pada Minggu 29/9/2024) di RSCM Jakarta setelah beberapa hari melakukan perawatan. Sebelumnya sempat perawatan di RS National Hospital Sungapura. Jenazahnya di makamkan di Makam keluarga yang tak jauh dari kediaman.
Sultan adalah alumni SD Nizamia Andalusia Jakarta. Setelah Lulus Sekolah Dasar (SD), lalu menjadi santri di Ponpes Lirboyo Kediri. (*)