Dalam acara peresmian tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, Ketua PWM Jawa Timur Dr dr Sukadiono, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Prof Dr Nazaruddin Malik, Mantan Rektor UMM Prof Dr Fauzan, dan Perwakilan keluarga besar Prof. Abdul Malik Fadjar, Ibu Noorjanah Malik Fadjar.
Muhadjir menjelaskan berdirinya PPI Abdul Malik Fadjar telah diinisiasi dari beberapa tahun lalu namun baru terealisasi saat ini. Pondok Pesantren berbasis kurikulum tersebut memiliki beberapa program unggulan seperti tahfidz 10 juz, kerjasama dan pertukaran pelajar Internasional.
Pembelajaran dengan multilingual, pembelajaran dengan model living education meliputi quran dan sunnah, language, and learning in science, pengembangan literasi, dakwah dan kepemimpian, pengembangnan potensi seni budaya dan olahraga, serta kemampuan membaca kitab Bahasa Arab.
Muhadjir menyampaikan kritiknya atas beberapa lembaga pendidikan yang hampir mati dan terpaksa dilakukan merger. Adanya PPI AMF ini bukan berarti harus bergantung dengan eksistensi UMM saja, namun juga menjadi milik seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah di Jawa Timur.
“Saya minta seluruh Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Jawa Timur harus ikut berkolaborasi terkait human resource maupun other resources meskipun saat ini bertempat di Malang, sangat mungkin jika ini bagus akan kami kembangkan di daerah-daerah lain di Jawa Timur,” pungkasnya.
Menko PMK mengungkapkan bahwa memang social business Muhammadiyah yaitu bidang pendidikan. Saat ini sedang mengusahakan sektor lain yaitu sektor perekonomian.
Dengan visi yang diangkat dari nama besar Abdul Malik Fadjar, Muhadjir berharap dapat menginspirasi sekolah-sekolah di Jawa Timur berstandar internasional dengan mengusung visi PPI AMF “Siapkan pemimpin masa depan berwasasan global”.(*)