banner 728x90

Agama dan Gagap Budaya

Agama dan Gagap Budaya
H.M Zahrul Azhar As’ad

Oleh: Zahrul Azhar Asumta /Gus Hans 

Agama lahir tidak dialam hampa dan kedap udara , agama lahir bertautan dengan segar dan pengabnya udara yang ada disekitarnya.

Para pemeluk agama tidak sedikit tertarik dengan agamanya dikarenakan oleh sesuatu yang anomalis, mistis dan tidak logis, ada yang masuk agama tertentu Karena mimpi ketemu Si A dan Si B, ada juga yang masuk agama karena mengalami hal hal yang diluar nalar misalnya penyembuhan tangan ajaib sang pemuka agama.

Sebagian dari mereka agama adalah sesuatu yang tidak pantas disejajarkan dengan hal hal yang sifathya “biasa biasa” saja, termasuk juga Kepada para tokoh tokohnya , mereka lebih merasa sreg jika melihat tokoh agamanya berpenampilan yang khas seusai didalam alam pikiran mereka; jubah yang berjumbai, berkalungkan tasbih yang besar atau dng simbol simbol keagamaan , kepala gundul plontos atau yang gondorong dan berjenggot panjang dan lebat ,dll.

Agama dikesankan menjadi sesuatu yang terpisah dari kehidupan nyata, semakin aneh akan dianggap semakin meyakinkan. Bahkan dari bahasa dan lagu pun “memiliki agama” bagi orang orang yang gagap budaya sperti diatas .

Saya menduga andaikan saja nabi Muhamad SAW terlahir di tanah Jawa bisa jadi baju “kebesaranya” adalah baju sorjan sederhana dengan pengikat kepala khas orang orang Jawa (blangkon ) seprti halnya orang orang pedesaan dizaman dulu . Jika sekarang nabi Muhamad dan juga para sahabat diidentikan selalu dengan jubah warna putih serta sorban dan imamah ( walau juga pernah diriwayatkan pernah berbaju warna merah ) dan sepatu dari kulit / khuf karena memang Nabi tinggal di tanah gersang dengan matahari yang sangat menyengat tentu warna putih adala warna yang pelinh tepat untuk menyerap panasnya sinar matahari dan menggunakan khuf karena belum ada sepatu sneakers Import dari Cina disaat itu.