Malu! Kontingen PON Jatim, Termiskin Diantara Pesaing (2)

Siapa Sengaja Gembosi Kekuatan Atlet Jatim

Malu! Kontingen PON Jatim, Termiskin Diantara Pesaing (2)
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

Membangun kekuatan Kontingen PON dari berbagai cabang olahraga (cabor) dalam satu pasukan, tidak mudah dan membutuhkan berbagai macam strategi guna menjaga keseimbangan.

Demikian juga membangun Kontingen PON XX Jatim, membutuhkan minimal tiga menejemen strategi khusus selama mempersiapkan diri.

Menejemen strategis khusus, pertama, mengevakuasi secara total hasil PON XIX Jabar dengan mengkalkulasi kembali nomor nomor andalan dan persaingan empat tahun ke depan.

Evaluasi sekaligus Menganalisa kemungkinan perubahan cabor tertentu karena kehendak tuan rumah, dan menjaga cabor yang selalu dipertandingkan di SEA Games, Asian Games, Olimpiade dan kejuaran atau turnamen internasional sebagai catatan perkembangan dan (kemungkinan) penurunan prestasi atlet.

Kedua, mempersiapkan pola latihan tersentral di masing-masing cabor dengan training centre (TC) berjalan. Kemudian dilanjutkan dengan Pemusatan Latihan Daerah (Puskatda), baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Juga dapat melakukan pola pembinaan prestasi dengan TC sebagian lokal dan sebagian di luar negeri. Atau memanggil pelatih dari luar negeri dengan harapan menambah strategi meningkatkan prestasi.

Ketiga, menghitung peluang dan tantangan. Dimana setelah analisa dan evakuasi (Anev) selama 3 tahun (khusus PON XX Papua 4 tahun), maka dilakukan langkah-langkah mencapai kesuksesan.

Perhitungan itu sebagimana diungkapkan Ketua Harian KONI Jatim, bahwa Jatim di atas kertas masih unggul atas DKI Jakarta dan Jabar, hal itu jika PON Papua normal dan lancar tanpa ada perubahan, tanpa ada peristiwa di luar perhitungan.

Selanjutnya, persiapan 6 bulan menjelang PON dan satu bulan seperti sekarang ini. Dan jika Kontingen PON Jatim tidak lagi yang memperjuangkan mendapat kucuran dana melebihi PON XIX Jabar, maka Plt Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono wajib hukumnya bertanggungjawab atas semua ini.

Mengapa? Penangung jawab anggaran Pemprov Jatim adalah Sekdaprov, dan sudah menjadi wacana umum setiap PON ke PON anggaran selalu naik, karena ini merupakan gengsi daerah terutama provinsi untuk unjuk gigi memproklamirkan hasil pembinaan selama 4 tahun (5 tahun) dengan berbagai hiruk pikuk persaingan secara sportif.