SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Dua unit mobil laboratorium PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pamit dari Surabaya setelah beberapa minggu melakukan tes swab di Kota Pahlawan. Hari ini, Selasa (17/6/2020), mobil PCR itu harus melanjutkan tugasnya berkeliling ke daerah lain di Indonesia.
Sebelum meninggalkan Surabaya, para petugas mobil laboratorium PCR itu menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sedang berada di Dapur Umum Balai Kota Surabaya, untuk berpamitan.
Tak dapat dipungkiri, meski raut wajah Wali Kota Risma agak bersedih, namun tak lupa ia mengucapkan terima kasih karena sudah membantu warga Kota Surabaya dalam menangani Covid-19.
“Terima kasih mas-mas dan mbak-mbak. Sudah melayani masyarakat Surabaya selama beberapa minggu ini. Matur nuwun (terima kasih),” kata Risma.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf jika selama berada di Surabaya terdapat hal yang kurang berkenan.
Risma pun kemudian memberikan beragam kenang-kenangan cinderamata kepada mereka. Mulai dari patung lampu hias icon Suroboyo hingga kain batik buatan UMKM Dolly. “Kalian kalau pernah dengar Dolly ya ini hasil karyanya sekarang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapten Mobil laboratorium PCR BNPB, Sandi Andika mengatakan, selama berada di Surabaya menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Apalagi masyarakat di Kota Pahlawan orangnya ramah-ramah.
“Orangnya ramah dan menyenangkan. Banyak cerita lucu dan menarik di sini,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, bahwa mobil laboratorium PCR dari BNPB ini fokus pada tes swab untuk masyarakat. Sejak awal dioperasikan hingga Selasa (16/6/2020), mobil ini telah melakukan pemeriksaan swab sekitar 5 ribu kali dengan usia beragam, dari anak kecil hingga usia lanjut.
Sandijuga menceritakan antusias warga yang tinggi dalam mengikuti tes swab. Selama beberapa minggu di Surabaya, jumlah pasien yang dites sudah ribuan. Seperti yang sebelumnya dilakukan di Gelora Pancasila dan Hotel Asrama Haji.
“Antusias warga Surabaya cukup tinggi angkanya. Hanya ada satu dua orang yang akhirnya tidak jadi swab setelah registrasi,” ujarnya.
Ia menyebut, dalam satu mobil laboratorium PCR itu terdapat enam orang yang mengendalikan. Enam orang tersebut masing-masing punya tugas dan fungsi. Mereka terdiri dari kapten, asisten kapten, swaber, ekstracen, analis dan petugas maintenance.
“Jadi setelah dari swaber kan perlu di ekstrac dulu setelah itu ada dari analis. Analis itu yang berfungsi untuk memasukkan hasil dari specimen ini ke dalam mesin dan dia menganalisis hasilnya,” tukasnya. (wt)