Minggu, 6 Oktober 2024
34 C
Surabaya
More
    Jawa TimurBlitarGara-gara Tak Dibelikan Hp, Remaja Bartato di Blitar Akhiri Hidup dengan Gantung...

    Gara-gara Tak Dibelikan Hp, Remaja Bartato di Blitar Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

    BLITAR – Kisah hidup Arik Hernawan (18) berakhir tragis. Hanya karena permintaannya untuk dibelikan handphone (HP) ditolak orangnya tua.

    Remaja asal Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar ini nekat mengakhiri hidupnya dengan seutas tali.

    Pria bertato ditubuhnya ini, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, sekitar pukul 01.00 WIB, Minggu (16/2/2020).

    Korban diketahui sudah tidak bernyawa oleh ibu kandungnya.

    Kasubag Humas Polres Blitar, AKP Mesdi mengatakan, sebelum nekad mengakhiri hidup dengan gantung diri Arik Hernawan berpamitan kepada ibunya untuk nongkrong.

    “Dari keterangan saksi, pada hari Sabtu (15/2/2020) sekitar jam 20.00 WIB korban berpamitan kepada ibuya untuk keluar rumah nongkrong di simpang 3 depan patung Gajah bersama teman-temannya,” ucapnya.

    Baca juga :  Pemkab Blitar Distribusian Air Bersih di Kecamatan Binangun

    Sekitar pukul 22.00 WIB, lanjut Mesdi, teman-teman korban berpamitan kepada korban untuk pulang kerumah.

    “Korban pulang ke rumah sekitar pukul 24.00 WIB. Sesampainya korban dirumah, korban membangunkan ibunya yang tengah tidur agar dibelikan handphone,” terangnya.

    Namun, permintaan Arik Hernawan untuk dibelikan handphone (HP) baru tidak dihiraukan oleh ibunya. Dan Ari Hermawan kemudian berpamitan untuk tidur di dapur.

    Selang beberapa waktu kemudian sekitar pukul 01.00 WIB, ibu korban keluar kamar tidur untuk pergi ke kamar mandi yang berada di dapur.

    “Kondisin dapur saat itu gelap, saksi pun kemudian menyalakan lampu. Saat lampu dapur dinyalakan, saksi terkejut melihat anaknya dalam kondisi gantung diri dengan tali terikat pada kayu penumpang atap,” ucapnya.

    Baca juga :  Pemkab Blitar Distribusian Air Bersih di Kecamatan Binangun

    Atas kejadian tersebut pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah, dan tidak menghendaki korban untuk diotopsi dan membuat surat pernyataan. (nan)

    COPYRIGHT © 2020 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan