‘Gancang Aron’ Bersiap Ikuti Kompetisi Top 40 Sinovik

‘Gancang Aron’ Bersiap Ikuti Kompetisi Top 40 Sinovik
Petugas RSUD Blambangan sedang melakukan pelayanan. (humas Pemkab Banyuwangi)

“Kami mengalami tantangan cukup keras. Banyak yang menyangsikan program ini, di antaranya yang beranggapan program ini berpotensi menimbulkan kesalahan saat mengantar obat pada pasien,” terang Taufik.

“Kami sekarang bekerjasama dengan GoJek. Saat ini sudah bisa dijalankan reward and punishment bagi pasien kami. Kalau kira-kira waktu menunggu obatnya bakalan lama, mereka boleh minta obatnya diantar. Mereka bisa mendapatkan obatnya di rumah,” tutur Taufik.

Tentu saja kerjasama dengan GoJek juga diawali dengan pelatihan. “Kami membuat pelatihan bagi para driver GoJek. Tugas mereka hanya mengantarkan obat, dan tidak berhak melakukan pelayanan kefarmasian. Pelatihan itu juga menjelaskan tata cara pendistribusian obat yang baik dan menjaga agar mutu obat terjaga. Ada beberapa hal yang harus mereka cocokkan saat penyerahan obat.

Ada kupon, daftar obat, nama pasien dan alamat yang sama. Kami juga melakukan monitoring dan evaluasi, caranya, driver GoJek yang menyerahkan obat harus berfoto dengan pasien, menuliskan nama si pasien, share lokasi kemudian foto itu di-share di grup Shelter,” jelas Taufik.

Berkat keberadaan Gancang Aron, sekarang yang dirasakan adalah waktu tunggu yang lebih rendah. “Biasanya jumlah keluhan lebih dari 29 keluhan per hari, kini sudah jauh menurun.

Dan meski awalnya banyak mendapat tentangan dari organisasi profesi, dokter dan sebagainya, kini kami justru sering diundang untuk mendiskusikan hal ini. Mendiskusikan bagaimana pelayanan di era mendatang yang semuanya dituntut serba cepat, termasuk sistem penghantaran obat yang aman sesuai kaidah kefarmasian.

Yang jelas inovasi yang lahir dari segala keterbatasan yang dimiliki ini tidak hanya berorientasi pada patient safety, tapi juga patient’s social responsibility,”.

Dampak yang sama juga dirasakan oleh para karyawan. “Impact yang pertama kali dirasakan petugas adalah jam kerja relatif lebih ontime. Sedangkan keuntungan yang dirasakan pasien, dari waktu tunggu dulunya 240 menit, sekarang terlama 60 menit. Harapan kami ini akan ber-impact pada loyalitas pasien,” harap Taufik.

Untuk mempermudah dan mendekatkan pelayanan pada masyarakat yang tidak mampu pun, kini program ini telah direplikasi oleh RSUD Genteng yang lokasinya berada di Banyuwangi Selatan. Bahkan, beberapa rumah sakit di Indonesia juga telah mereplikasi program ini. Seperti RS dr Koesnadi Bondowoso dan salah satu RS di Jombang. (def)