Malang – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), meresmikan Maqbarah (makam) almarhum KH Anwar Nur di Pondok Pesantren An Nur 1 Bululawang Malang, Minggu (29/4/2018) malam.
Acara peresmian maqbarah tersebut juga merupakan rangkaian Haul Almarhum Kiai Anwar yang juga dihadiri oleh ribuan jemaah Sholawat Riyadlul Jannah.
Kiai Anwar Nur merupakan pendiri Ponpes An-Nur yang berdiri sejak 1942 sekaligus pelopor sekolah Islam di Kabupaten Malang.
Kiai Anwar juga merupakan guru dari Almarhum mantan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi.
Prosesi peresmian tersebut ditandai dengan pemotongan pita oleh Gus Ipul setelah sebelumnya dimulai dengan membacakan Surat Al-Fatehah.
Gus Ipul juga menyempatkan berdoa di dalam maqbarah dengan didampingi oleh pengasuh pesantren, KH A Fahrur Rozi Burhan.
Di sela peresmian tersebut, Gus Ipul mengungkap dua keutamaan berziarah ke makam para ulama.
Pertama, dengan berziarah ke makam para ulama, para santri bisa sekaligus kembali mengingat ajaran para ulama. “Sehingga, akidah kita akan sekaligus tegak lurus dengan ajaran para ulama. Sekaligus, akan kita amalkan di kehidupan sehari-hari,” urai Gus Ipul di hadapan jemaah.
Kedua, dengan iktiar tersebut, para jemaah juga akan sekaligus mengingat kematian sehingga diharapkan dapat meninggal dengan keadaan khusnul khatimah.
“Kedua, mudah-mudahan kita kembali kepada Allah dalam keadaan senang gembira,” lanjut keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) ini.
Lantas, Gus Ipul juga mengajak masyarakat untuk meneladani berbagai ajaran Kiai Anwar.
Yang mana, Kiai Anwar merupakan tokoh pendidikan di Jawa Timur. Hampir sepanjang usianya, Kiai Anwar menghabiskan waktu untuk menempuh pendidikan dan memberikan pengabdian di bidang pendidikan.
Pada mulanya sejak berdiri di 1943, pesantren An-Nur hanya mendidik santri putra yang dipimpin langsung Kiai Anwar.
Baru pada 1960 mendidik santri putri, setelah putri beliau kembali dari belajarnya di salah satu pesantren di Jombang.
Dalam usaha mengembangkan lembaga pendidikan Islam ini dibentuklah Yayasan Pendidikan An-Nur.
Selain sistem pendidikan pesantren terus dikembangkan, Yayasan An-Nur juga mendirikan sistem pendidikan formal mulai Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, SMP, SMA, hingga SMK An Nur.
Karenanya pada 1973, An Nur ditetapkan Pemda Kabupaten Malang sebagai pesantren percontohan ‘Pilot Proyek Pondok Pesantren’.
Saat ini An-Nur telah berkembang hingga lima pesantren yang tersebar di pelosok Jawa Timur. Santrinya juga sukses mengembangkan ponpes lain di Indonesia.
Meneladani hal itulah, Gus Ipul yang akan berpasangan dengan Cawagub, Puti Guntur Soekarno ini menyiapkan program penguatan Madrasah Diniyah (madin) di Jawa Timur yang diberi nama dengan Madin Plus Berkelanjutan.
Melalui program ini, pemerintah provinsi akan memberikan beasiswa kepada guru, meningkatkan Bosda bagi santri, hingga membangun infrastruktur madin.
“Kami antusias melanjutkan kepedulian terhadap Madin karena dari madin dan pesantren, akan lahir banyak tokoh nasional yang bermanfaat bukan hanya agama, namun juga umat, dan negara,” urai Gus Ipul yang juga salah satu Ketua PBNU ini.
Pengasuh pesantren, KH A Fahrur Rozi Burhan pun menyambut baik penjelasan Gus Ipul tersebut.
“An-Nur saat ini telah besar dan memiliki delapan ribu santri. Kami juga memberikan beasiswa kepada para penghafal Al-Quran. Insya Allah, dari An-Nur akan banyak alumni yang memiliki kualitas di bidangnya dan ga penghafal Al-Quran,” pungkas Gus Fahrur. (min