Senin, 7 Oktober 2024
33.2 C
Surabaya
More
    Jawa TimurSurabayaPakde Karwo Ajak Selaraskan Ketakwaan dan Hubungan Sosial

    Pakde Karwo Ajak Selaraskan Ketakwaan dan Hubungan Sosial

    Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo mengajak umat untuk menyelaraskan antara ketakwaan terhadap Allah SWT dan hubungan sosial dengan sesama umat manusia. Menurut Gubernur Jatim ini, keduanya menjadi kunci utama untuk mewujudkan kehidupan harmonis, damai, aman, dan tentram baik untuk masing-masing pribadi, bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara

    “Kehidupan seperti itulah yang dibutuhkan pemerintah agar pembangunan berjalan lancar. Tidak mungkin proses pembangunan berjalan optimal apabila suasana masyarakatnya gaduh dan penuh kebencian. Karena itu, mari selaraskan ketakwaan dan hubungan sosial kita” himbau Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim ini saat Peringatan Isra’Mi’raj 1439 H di Gedung Islamic Centre, Jl. Dukuh Kupang Surabaya, Kamis (27/4) malam.

    Pakde Karwo menambahkan, ketakwaan dan hubungan sosial menjadi bagian tidak terpisahkan. Kedekatan terhadap Allah SWT harus berbanding lurus dengan kehidupan sosial dengan sesama manusia. “Kepedulian terhadap sesama menjadi bagian iman dan takwa kepada Allah SWT” ujarnya.

    Gubernur kelahiran Madiun ini mencontohkan, manusia yang dekat dengan Allah SWT dan baik hubungan sosialnya akan merasakan kedamaian dalam hidupnya. Secara sosial, dia senang bersilaturahim, dan silaturahim ini akan membuahkan pikiran-pikiran positif, dan memiliki hubungan yang positif dengan sesamanya.

    Baca juga :  Surabaya Melalui Nasi Ikan Permudah Pengelolaan Data Presisi Anak Usia Sekolah

    “Selain menambah teman, Allah SWT akan menambah rejeki, dan kesehatan atas silaturahim tsb. Lewat rejeki dan kesehatan itu, manusia bersyukur dan semakin dekat denganNya. Jadi jika dekat dengan Allah SWT kita menjadi tenang dan damai, implementasinya dalam kehidupan sehari-hari adalah dekat dengan sesama dan lingkungannya” ujarnya.

    Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo juga mengajak seluruh anggota Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk menumpas penyakit sosial ditengah masyarakat yang kian meresahkan, salah satunya masih maraknya mabuk-mabukan dengan miras oplosan hingga menelan korban jiwa.

    “Ini sangat miris, saya baca, di Pasar Keling ada tiga orang nggeblak, kemudian bertambah lagi tiga yang nggeblak. Kemudian di provinsi lain ada 51 orang yang tumbang karena oplosan. Ini tugas kita untuk menyembuhkan penyakit sosial” kata Pakde Karwo.

    Pakde Karwo Ajak Selaraskan Ketakwaan dan Hubungan Sosial
    Pakde Karwo Ajak Selaraskan Ketakwaan dan Hubungan Sosial

    Kasus miras oplosan ini, lanjutnya, merupakan anomali, dimana saat pemerintah dan seluruh pihak berusaha untuk memperkuat agama dan sosial ditengah masyarakat, namun disisi lain penyakit sosial juga masih terjadi. Karena itu, Pakde Karwo meminta peran orang tua, dan Forkopimda lebih ditingkatkan lagi untuk mengatasi penyakit ini.

    Baca juga :  One Voice SMPN 1 Surabaya Sabet Juara di Dua Kategori

    “Mari kita bersinergi, untuk menumpas penyakit sosial ini. Bagaimana baiknya, dan langkah-langkahnya. Apakah para penjual dan pemilik pabrik oplosan itu bisa diberikan pencerahan untuk tidak mengulang lagi perbuatannya, karena korbannya sudah banyak. Saya yakin jika ulama dan umaroh kompak, jalan itu pasti ada” pungkasnya.

    Dalam tausiahnya, Guru Besar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Dr KH Ali Aziz MA menyampaikan, sebagai manusia, kita harus bisa bahagia dan membahagiakan orang lain. Salah satu cara untuk bahagia, adalah melalui sholat yang khusuk kepada Allah SWT.

    “Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dimulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan berlanjut ke Sidrotul Muntaha hanya membutuhkan waktu singkat dan sangat cepat. Amanah yang diwariskan dari peristiwa tersebut yakni melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya” katanya.

    Isra’ Mi’raj, lanjutnya, harus dimaknai dan dilaksanakan secara seutuhnya. Artinya, jangan sampai isra’ meninggallkan mi’rajnya, dan sebaliknya, jadi harus dua-duanya. “Makna yang pertama, isra’ mi’raj ini dari masjid ke masjid, jadi jangan sampai kita terpisah dengan masjid” katanya.

    Baca juga :  Pemkot Surabaya dan Bea Cukai Gencar Gempur Rokok Ilegal

    Kemanapun kita pergi, imbuh Prof. Ali, jika dalam perjalanan mendengar suara adzan, diharapkan segera menuju ke masjid, turun dari kendaraan untuk berwudlu dan menunaikan sholat, serta jika ada rejeki lebih, bisa mengisi kas masjid. “Jadi jangan dari masjid ke masjid untuk buang hajat, tapi sekalian ibadah juga” imbuhnya.

    Makna kedua, tambahnya, isra’ mir’aj ini dijadikan momentum untuk meningkatkan akhlak bangsa ini. Pasalnya, Allah SWT sangat menghargai satu level peningkatan iman dari manusia.

    “Allah SWT menghargai bagaimana setitik-pun debu iman yang ada pada diri manusia. Malam ini, saya yakin kebaikan yang kita peroleh tidak hanya ceramah saya saja, tapi juga kita bisa bertemu orang-orang mulia, berjabat tangan, dan tukar pikiran. Itulah bagian yang bisa menambah kualitas iman kita” pungkasnya.

    Peringatan Isra Miraj tahun ini dihadiri sebanyak 1.500 jamaah hadir terdiri dari PNS di lingkungan Pemprov Jatim, TNI, Polri dan masyarakat umum. Di antara tokoh yang hadir yaitu Ketua MUI Jatim, KH Abdussomad Bukhori, Kapolda Jatim, Irjen Pol Drs Machfud Arifin dan Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Arif Rahman.(min)

    Reporter : Amin Istighfarin

    Editor : Nakula

    Redaktur : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2018 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan