Berantas Bullying, Pemkot Surabaya Siapkan Siswa Jadi Fasilitator dan Agen Perubahan

Berantas Bullying, Pemkot Surabaya Siapkan Siswa Jadi Fasilitator dan Agen Perubahan
Pemerintah Kota Surabaya mengambil langkah serius untuk memberantas bullying atau perundungan yang merusak psikologis anak

“Guru tidak hanya mengajar. Mereka harus proaktif mendekati anak yang menunjukkan perubahan perilaku, seperti tiba-tiba menjadi pendiam atau tertutup. Ini bisa jadi indikasi masalah yang perlu segera ditangani,” paparnya.

Di tingkat sekolah, langkah konkret pencegahan akan melibatkan Tim Penanganan dan Pencegahan Kekerasan (TPPK). Tim ini didorong untuk memfasilitasi komunikasi yang lebih cair antar-siswa, salah satunya melalui kegiatan saling mencurahkan isi hati atau curhat.

“Kami yakin metode curhat antar teman sebaya ini jauh lebih efektif dalam mendeteksi dan menyelesaikan masalah lebih cepat,” ujarnya.

Pemkot Surabaya sadar bahwa ancaman bullying tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga merambah ke dunia maya atau cyberbullying. Untuk itu, kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi kuncinya.

Dispendik juga bersinergi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) untuk mengatasi isu-isu terkait dunia maya.
“Pelarangan total (akses internet) itu tidak realistis, tapi pendekatan yang lebih humanis adalah pendampingan, agar anak-anak paham kapan waktu yang tepat dan konten apa yang aman,” terangnya.

Sementara itu, jika insiden bullying terlanjur terjadi, penanganan kasus dan pemulihan korban akan disinergikan dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) yang memiliki konselor ahli.

“Sinergi ini, termasuk kerja sama dengan instansi lintas sektor seperti Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Densus, diharapkan dapat memberikan perlindungan terbaik bagi anak-anak,” tukasnya. (*)

Editor: Wetly