Selain tampil dalam formasi “Mbok Dar Mortir” yang diperankan Wira Lina artis sekaligus ketua Parfi Jatim tim ini juga akan menghidupkan suasana dapur umum dan PMI, simbol solidaritas dan pengorbanan kaum perempuan yang menyiapkan logistik dan kebutuhan para pejuang di medan perang.
Tim LD PWI Jatim dan PARFI Jatim juga akan berinteraksi dengan masyarakat yang menonton di sepanjang rute parade.
“Agar semangat juang itu bisa menular, terutama kepada generasi muda yang menyaksikan parade ini,” tambah wartawan yang juga penulis buku .
Ditambahkan, keikutsertaan timnya bukan sekadar hiburan. Melainkan juga mengedukasi sejarah melalui seni gerak dan ekspresi budaya. “Kami ingin mengingatkan bahwa perjuangan tidak selalu dilakukan dengan senjata. Perempuan masa kini juga bisa berjuang lewat karya, dedikasi, dan semangat kebersamaan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Sementara itu, penggagas Parade Surabaya Epic, Heri Lento, mengapresiasi partisipasi aktif dari PWI Jatim dan PARFI Jatim. Seniman produktif itu menilai keterlibatan insan pers dan seniman ini menambah warna dan daya tarik tersendiri dalam parade yang sudah menjadi ikon peringatan Hari Pahlawan di Surabaya.
“Kolaborasi ini luar biasa. Mereka tidak hanya menari, tapi juga membawa pesan sejarah dan nilai perjuangan,” kata Heri ditemui disela gladi bersih, Jumat.
Parade Surabaya Juang tahun ini melibatkan 2000 dari berbagai komunitas. Baik pelajar, mahasiswa, instansi pemerintah hingga pegiat budaya.
Setiap kelompok peserta menampilkan tema perjuangan berbeda. menciptakan suasana heroik yang menggugah emosi dan kebanggaan warga Surabaya sebagai pewaris semangat arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kotanya dari gempuran penjajah di segala lini.
Dengan semangat “Surabaya Epic”, kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi hiburan rakyat belaka. Tetapi juga momentum refleksi dan pengingat akan pentingnya persatuan, gotong royong, serta pengabdian kepada bangsa. (ria/ko)





