Ekbis  

Sektor EBT Mampu Ciptakan 25Juta Lapangan Kerja Baru

Sektor EBT Mampu Ciptakan 25Juta Lapangan Kerja Baru
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi

Dikutip dari ekoin.go.id, Indonesia saat ini memiliki berbagai program/proyek yang berjalan, diantaranya yaitu proyek Carbon Capture and Storage (CCS), Just Energy Transition Partnership (JETP), pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Bahan Bakar Nabati yang meliputi biodiesel dan bioethanol, serta pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan proses dari hulu sampai hilir.

Meskipun Indonesia telah berkomitmen terhadap ekonomi hijau dan berkelanjutan, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Untuk itu, Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis diantaranya yaitu penguatan regulasi dan kebijakan dengan mengembangkan kebijakan dan regulasi khusus ekonomi hijau dan investasi hijau dan memastikan sinkronisasi antara seluruh dokumen peraturan, serta melakukan reformasi kelembagaan dengan mendesain ulang kelembagaan agar lebih kuat dan tidak tumpang tindih, dan memperbaiki sistem pendukung pembiayaan hijau.

Selain itu, diperlukan juga untuk mengoptimalisasi perdagangan karbon dengan meningkatkan kapasitas SDM, memperkuat kelembagaan, serta menetapkan harga karbon yang kompetitif sesuai mekanisme pasar. Mendorong investasi EBT juga perlu dengan mengesahkan RUU EBTKE, memperkuat akses pembiayaan melalui perbankan, menetapkan harga EBT yang kompetitif dengan subsidi, dan memperpanjang insentif berbasis evaluasi objektif. Kemudian mendorong keterlibatan swasta dalam investasi hijau, perdagangan karbon, dan energi terbarukan, serta memperkuat kerja sama bilateral dan multilateral.

“Saya berharap bahwa diskusi ini akan menjadi forum kolaboratif dan referensi dalam investasi berkelanjutan maka akan mengerek nanti zonanya ke hijau. Tidak hanya untuk hari ini Pak, tapi dan selanjutnya. Dan juga supaya ekonomi domestik kita, regional, maupun global, semuanya akan bisa beradaptasi.

Dengan pemahaman yang sama, seluruh pemangku kepentingan dapat bersama-sama mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang untuk pemulihan ekonomi serta pembangunan berkelanjutan,” pungkas Deputi Edi. (din/ais)