Antisipasi Penularan PMK, Pasar Hewan Bojonegoro Segera Ditutup

Antisipasi Penularan PMK, Pasar Hewan Bojonegoro Segera Ditutup
Pemerintah Bojonegoro melalui Disnakkan segera menutup Pasar Hewan di wilayahnya untuk mengantisipasi melonjaknya Penyakit Mulu dan Kuku (PMK).

Sebab pasar hewan merupakan tempat berkumpulnya hewan ternak dari berbagai daerah, sehingga berisiko tinggi terhadap penularan penyakit. Yakni melalui kontak langsung antar hewan maupun melalui perantara seperti kendaraan angkutan ternak, manusia dan peralatan yang dipakai.

“Selain penutupan sementara pasar hewan, kita juga melakukan penyekatan lalulintas ternak di perbatasan kota,” tandasnya.

Penyekatan tersebut, lanjut Lutfi, dilakukan di beberapa titik perbatasan, diantaranya perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Yakni di Kecamatan Kasiman, Padangan, Ngraho, dan Margomulyo. Selain itu juga dilakukan penyekatan di Kecamatan Gondang, Baureno dan Trucuk guna lebih meminimalisir bertambahnya kasus PMK.

“Dalam hal ini, Disnakkan juga menyiapkan 7.050 dosis vaksin PMK untuk ternak di Bojonegoro, khususnya bagi sapi betina di wilayah sumber bibit. Dan diharap masyarakat tidak menjual sapi yang sakit agar tidak meluas dan segera melapor kepada petugas kecamatan jika ada sapi yang sakit,” jelasnya.

Lutfi juga menjelaskan, sesuai arahan Pj Bupati Bojonegoro, bahwa masyarakat dan pelaku usaha peternakan diimbau untuk:

  1. Tidak melakukan transaksi jual / beli di dalam pasar hewan maupun di sekitar pasar hewan;
  2. Apabila di kandang ditemukan ternak yang sakit, pisahkan ternak sakit dengan ternak yang sehat dan segera hubungi Petugas Teknis Peternakan di kecamatan setempat;
  3. Menjaga kebersihan kandang, peralatan dan lingkungan sekitar kandang dengan disinfektan secara mandiri melakukan penyemprotan;
  4. Membatasi pergerakan hewan, orang dan peralatan dari dan ke peternakan yang tertular;
  5. Memberikan pakan yang berkualitas dan tambahan vitamin untuk ternaknya. (Afi)