Keberatan Kenaikan Tarif Retribusi Pasar, Pedagang Pasar Baru Wadul Ke DPRD

Keberatan Kenaikan Tarif Retribusi Pasar, Pedagang Pasar Baru Wadul Ke DPRD
Audiensi ketua DPRD dengan paguyuban pedagang pasar baru

MAGETAN (WartaTransparansi.com) – Para pedagang banyak yang merasa keberatan kenaikan tarif retribusi pasar. Salah satu yang keberatan, setelah paledagang pasar sayur juga merasa keberatan atas kenaikan tarif retribusi, kini pedagang pasar baru Magetan menyampaikan keluhan serupa.

Hari ini Rabu (8/5/2024) paguyuban pedagang baru mengadukan keberatan tarif retribusi ke wakil rakyat di DPRD Magetan. Kehadirannya diterima langsung oleh Ketua DPRD Sujatno di ruang kerjanya. Rombongan Paguyuban pedagang pasar baru dipimpin langsung ketuanya Sunardi beserta pengurus dan beberapa anggota.

Ketua paguyuban pasar baru Sunardi menyampaikan jika para pedagang merasa keberatan atas kenaikan tarif retribusi pasar yanb diterapkan pemkab Magetan.” Kami merasa keberatan atas kenaikan taif retribusi, karena ekonomi masih sulit, pasar juga sepi,” ujar Sunardi.

Dirinya mendatangi dewan mengadukan permasalahannya guna mencarikan solusi.Selain kenaikn tarif retribusi, para pedagang juga mengeluhkan fasilitas umum yang ada di pasar baru.Justru disaat ada even seperti toilet malah ditutup. Ini jelas merugikan para pedagang. Akhirnya para pengunjung buang air di sembarang tempat. Ditambah jika malam hari penerangan di pasar baru sangat kurang, akhirnya gelap sekali pada malam hari.

Ketua DPRD Magetan Sujatno dalam menerima rombongan paguyuban pasar baru ini menyampaikan selain paguyuban pedagang pasar baru ada surat dari paguyuban pedagang pasar sayur, yang hampir sama mengadukan keberatan kenaikan tarif retribusi pasar.” keberatan para pedagang sudah kami terima dan segera ditindaklanjuti,” kata Sujatno.

Selain itu akan dilakukan komunikasi dengan PJ Bupati guna mencarikan solusi atas keberatan para pedagang pasar.Selain itu melalui komisi B DPRD Magetan, kami minta untuk memanggil pihak terkait, guna memberikan penjelasan.” karena selama ini kami dari dewan belum diajak komunikasi,” ujarnya.

Menurut Sujatno sebenarnya para pedagang tidak keberatan kenaikan tarif, jika fasilitas fasilitas umum, juga pasar semakin ramai, perputaran perekonomian semakin tinggi, pasar semakin ramai pengunjung, para pedagang tidak akan merasa keberatan. (*)