BPI: Produser Harus Pintar Menyaring Kritik dan Saran Publik

BPI: Produser Harus Pintar Menyaring Kritik dan Saran Publik

JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Badan Perfilman Indonesia (BPI) minta produser di industri perfilman Indonesia untuk lebih pandai dalam menyaring berbagai kritik dan saran yang diberikan publik terhadap tiap karya yang diproduksi.

“Bagaimanapun kalau sudah dilempar ke publik, ranahnya sudah bebas, orang ini dapat apapun. Kalau berkomentar tinggal kita yang menyaring (berbagai kritik dan saran),” kata Ketua Bidang Bisnis dan Pembiayaan BPI Celerina Judisari saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, Minggu.

Belajar dari polemik film “Kiblat” yang mendapat teguran dari Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam Majelis Ulama Indonesia (LSBPI MUI), Celerina menuturkan seorang produser film perlu sensitif melihat tren industri dan keinginan masyarakat.

Menurut dia, produser dapat menerima kritik dengan mengganti judul film tersebut supaya tidak timbul penolakan publik sebelum pemutaran film secara resmi digelar.

Polemik film “Kiblat” dapat pula dijadikan sebagai pelajaran untuk mempersiapkan film dengan komponen yang lebih matang pada masa depan seperti memikirkan genre film horor yang digarap akan berfokus pada aksi atau komedi.

Celerina juga menilai sebuah film memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tim produksi tinggal menyesuaikan diri dengan keinginan publik, termasuk menyiapkan sikap manajemen publikasi yang baik supaya tiap kekurangan dapat diubah menjadi hal yang membuat publik penasaran untuk mengikuti kisah hingga akhir.

Sebagai seorang produser yang telah aktif dalam industri sejak tahun 2002, Celerina turut mengingatkan bahwa sifat menuduh yang kerap kali dilakukan publik pada tim produksi merupakan hal yang tidak dapat dikontrol oleh siapapun.

Dia memberikan saran bagi seluruh pelaku industri film supaya tim produksi didampingi oleh tim yang kuat dalam menangani kasus secara hukum berdasarkan topik masalah, publikasi yang cerdas dan kreatif hingga advokasi yang matang. (ant/jun)