BADUNG (Wartatransparansi.com) – “Alhamdulillah…alhamdulillah..,” tepat pukul 15:44 WIB roda pesawat mendarat di Bandara Juanda. Drama di atas langit dan pesawat berakhir.
Akibat Traffic VVIP di Bandara Juanda Surabaya, pesawat Citilink QG 178 terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta pukul 12:00 (yang seharusnya) menuju Bandara Juanda Surabaya (di Sidoarjo) mendarat pukul 13:30, dilanjutkan terbang ke Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali. Kamis (14/12/2023).
Tepat pukul 15:07 WITA pesawat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali. Kemudian sesuai dengan petunjuk petugas atau crew pesawat akan mengisi bahan bakar selama 30 menit kemudian diterbangkan kembali ke Surabaya.
Drama di atas langit dan pesawat (babak penambahan waktu selama hampir 130 menit) ini membuat penumpang bertanya-tanya.
Sisca (duduk di kursi 15E, penumpang asal Bogor) mengaku akan mengunjungi opahnya di Jl Diponegoro Surabaya, baru pertama kali mengalami penerbangan seperti sekarang ini. “Baru sekarang mengalami seperti ini pak,” katanya.
Demikian juga Muhammad Bahrul (kursi 15F, anggota DPRD Sidoarjo) asal Gedangan Sidoarjo, mengaku sedang melakukan kegiatan kedinasan berkaitan dengan urusan perempuan di Kementerian Perempuan. “Saya ada acara P3AKB di kementerian, sekarang janjian mau ke Jombang jam 15:00 WIB, tidak bisa karena dengan peristiwa ini sudah pasti tertunda. Ini baru pertama kali kejadian seperti ini. Saya gak pernah terbang diturunkan sementara di bandara lain,” katanya.
Agus Suyono (45 tahun) asli Kalisat Jember yang terbang bersama kedua putrinya (Fita Sindiyah 26 tahun dan Siti Aisyah 17 tahun) mengaku juga baru pertama kali terbang, tertunda turun (sementara) di bandara lain, diterbangkan lagi ke bandara tujuan. “Saya baru dua kali naik pesawat waktu mau wisuda kemarin, hari Selasa dan sekarang ini. Naik Citilink,” katanya.
Agus baru saja menghadiri acara wisuda S2 putrinya di IPB Bogor, tetapi terus berdoa supaya pesawat kembali ke Surabaya dengan selamat. “Anak saya agak ketakutan karena terbang terus pesawatnya,” katanya.
Drama di atas langit dan pesawat, memang ada beberapa kemungkin. Pengalaman tahun 2012 saat terbang dari Bandara Selaparan Lombok ke Surabaya, tepat menjelang maghrib tiba tiba cuaca buruk, membuat petugas bandara tidak mengijinkan untuk mendarat, sehingga akibat cuaca buruk itu pesawat kembali mendarat sementara di Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali. Sambil menunggu cuaca kenbali normal. Hampir satu jam lebih waktu menunggu sambil mengisi bahan bakar.
Kini setelah 11 tahun kembali terulang,
drama di atas langit dan pesawat, karena perpanjangan waktu. Dan sungguh membuat hati deg degan. Paling tidak terus memanjat doa supaya selama perpanjangan waktu diberi kesehatan dan keselamatan.
Seperti penumpang di Citilink yang bertanya tanya, berdiskusi, memanjatkan doa, dan berbagai model merasa kurang nyaman. (*)