SURABAYA (Wartatransparansi.com) – RSUD dr Soewandhie telah menghadirkan pelayanan One Stop Service sebagai bentuk komitmen Pemkot Surabaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya untuk penanganan kanker.
Layanan Oncology Center dan Gedung Graha Adyatma RSUD dr Mohamad Soewandhie telah diresmikan kemarin, dan dihadiri Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, drg Yuli Astuti Saripawan.
Wali Kota Eri Cahyadi, diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Fauzie Mustaqiem Yos, mengatakan, bahwa RSUD dr Moh Soewandhie menyediakan pelayanan pengobatan kanker melalui Oncology Center secara lengkap. Layanan tersebut hadir sebagai One Stop Service untuk Onkologi.
“Jadi, masyarakat di Kota Surabaya akan semakin mudah dalam mengakses informasi, melakukan skrining kanker, hingga pelayanan pengobatan bagi penderita kanker,” katanya.
Menurutnya, kehadiran Oncology Center atau pelayanan radioterapi ini merupakan bagian dari upaya pemkot mewujudkan Medical Tourism Surabaya. Medical Tourism merupakan wisata berbasis kesehatan yang diharapkan dapat menarik wisatawan dari luar negeri untuk berobat di Surabaya.
“Dengan adanya Oncology Center ini, kami optimistis dapat mereduksi sekitar 50 persen masyarakat Surabaya yang pergi ke luar negeri untuk berobat,” ujarnya.
Oncology Center di RSUD dr Soewandhie dilengkapi dengan tiga alat canggih untuk menunjang kebutuhan medis. Ketiga alat tersebut, yang pertama adalah LINAC Varian Truebeam. Alat dengan sinar-x energi tinggi dan elektron ini dapat membunuh target kanker sebagai radiasi eksterna.
Kemudian alat kedua adalah Brakhiterapi Bebig Saginova. Dimana alat yang dilengkapi sumber radioaktif Cobalt-60 tersebut, dapat untuk membunuh target kanker dari jarak dekat. Sedangkan alat ketiga adalah CT Simulator, yang digunakan mensimulasikan posisi penyinaran dan citra pasien untuk treatment radiasi.
Wali Kota Eri menyatakan bahwa hadirnya pelayanan radioterapi ini bukan hanya sebuah kemajuan dalam bidang kesehatan. Tetapi juga sebuah langkah besar dalam memberikan perhatian dan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Sementara itu, drg Yuli Astuti Saripawan mengapresiasi terhadap peningkatan pengembangan pelayanan di RSUD dr Soewandhie Surabaya.
“Ini salah satu rumah sakit pemerintah daerah (pemda) yang dengan swadaya sendiri untuk membangun, kemudian mengadakan alat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, saya apresiasi,” kata Yuli Astuti Saripawan.
Ia juga menyatakan bahwa layanan radioterapi tersebut, tentunya bisa dicover melalui BPJS Kesehatan. Namun hal ini dapat diterapkan apabila sudah ada Memorandum of Understanding (MoU) atau kerjasama antara RSUD dr Soewandhie dengan BPJS Kesehatan.
“Jadi, dalam hal ini (layanan radioterapi) tidak hanya (bisa diakses) orang-orang mampu saja, tapi orang-orang dengan BPJS nanti akan tercover. Tinggal dari rumah sakit melaksanakan MoU, ini dalam proses,” jelasnya.
Menurutnya, kanker merupakan satu di antara 10 jenis penyakit yang menjadi prioritas penanganan Kemenkes. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi Kemenkes terhadap tingkat kematian dan pembiayaan BPJS.
Sedangkan Direktur Utama RSUD Soewandhie Surabaya, dr Billy Daniel Messakh menyampaikan, bahwa untuk sementara ini pasien yang sudah dirawat di layanan radioterapi masih bersifat umum. Namun, ia menargetkan pada Desember 2023, layanan ini bisa digunakan oleh pasien BPJS.
“Proses (kerjasama BPJS) sedang berjalan, kemungkinan besar Desember kita sudah mulai. Jadi, pasien yang sudah dirawat sementara umum, karena umum begitu mahalnya, itu yang menyebabkan jumlah pasien masih empat orang,” kata Billy.
Ia juga mengungkapkan bahwa sejak Januari sampai November 2023, RSUD dr Soewandhie sudah melakukan 1000 kali pelayanan kemoterapi kanker. Nah, apabila itu dikonversi, maka jumlah pasiennya sekitar 350 orang.
“Kalau tahun sebelumnya (2022), itu hanya 275. Jadi dari tren ini kita lihat semakin lama semakin meningkat. Nah, apakah itu semua warga Surabaya, masih campur. Tapi pasti angkanya itu makin lama makin meningkat,” ujarnya. (*)