SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan dukungan kepada Unit Donor Darah (UDD) di seluruh Jatim untuk menyiapkan diri ikut akrediasi CPOB untuk meningkatkan UDD dalam pelayanan mutu dan keamanan kantong darah sesuai standar yang ditentukan.
“Harus diakui akrediatasi UDD untuk CPOB membutuhkan anggaran yang besar. Kita berharap ada kerjasama dengan Pemkab dan Pemkot dimana UDD yang ada di masing-masing kota di Jatim, bisa saling mendukung bagaimana agar UDD PMI bisa terakreditasi. Kami dari Pemprov Jatim akan berupaya ikut membantu,” papar Khofifah saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan pemberian anugerah piagam dan lencana pendonor darah sukarela 75 kali se-Jatim tahun 2023 di Gedung Negara Grahadi, Kamis (19/10/2023).
Dari 37 UDD PMI yang ada di kabupaten dan kota di Jatim saat ini baru 5 UDD yang sudah memiliki sertifikat terakreditasi CPOB. Menurut Ketua PMI Jatim H.Imam Utomo. S. kelima UDD tersebut diantaranya UDD di PMI Surabaya, PMI Sidoarjo, PMI Lumajang, Kota Malan g dan PMI Kabupaten Jember. Sementara PMI Ngawi sudah mencapai 98 persen.
Karena itulah, Khofifah berharap seluruh UDD PMI Jatim segera bisa melakukan akreditasi CPOB agar Jatim yang selama ini memiliki pendonor darah terbesar di tanah air layak dan dapat mengelola donor darah dengan baik dan benar.
Selain masalah akreditasi UDD, orang nomor satu di Jatim itu juga menyampaikan persoalan kekeringan di Jatim yang masih berlangsung hingga saat ini, sesuai dengan laporan yang disampaikan Ketua PMI Jatim Imam Utomo, setelah melakukan kunjungan ke berbagai daerah yang dilanda kekeringan, pihaknya berharap ke depannya ada upaya untuk membuat sumur air dalam, pipanisasi dan perbaikan mesin pompa yang rusak.
Diakui Khofifah pembuatan pipanisasi persoalannya memang ada beberapa masalah yang perlu didiskuasikan lagi dengan warga yang wilayahnya berdekatan dengan sumber air. Karena mereka akan menghalangi pipanisasi jika tidak ada garansi bahwa tidak akan kehabisan sumber air jika ada pipanisasi. “Tentu kami mengucapkan terima kasih kepada PMI Jatim yang terus bergerak dengan mobil tangki untuk membantu menyalurkan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan selama musim kemarau ini,” paparnya.
Sebelumnya, Ketua PMI Jatim H Imam Utomo S mengatakan bahwa saat ini masih membutuhkan relawan donor darah karena hingga kebutuhan kantong darah di Jatim masih kurang. “Selama setahun kira-kira kebutuhan kantong darah mencapai 700 ribu kantong darah. Sementara para pendonor aktif hanya sekitar 150 ribu. Sehingga untuk memenuhi kekurangan dengan cara menggelar berbagai kegiatan termasuk mobil donor darah keliling,” ujar Imam Utomo.
Ke depannya dia berharap Jatim membentuk DDS yang secara kontinya bisa mendonorkan darah tepat waktu seperti halnya pendonor darah sukarela yang sudah menembus 50, 75 hingga 100 kali ini. Para sukarelawan remaja diharapkan bisa menggantikan kakak atau orang tua mereka yang sudah ikut donor darah hingga 75 dan mendapat penghargaan. Sehingga PMI ke depannya tidak kerepotan lagi dalam hal DDS karena petugas bisa memanfaatkan media digital untuk memanggil para DDS yang sudah waktunya berdonor,” tambahnya.
Sementara Ketua Bidang Donor Darah PMI Jatim Dr Harsono melaporkan tahun ini ada 525 pendonor darah 75 kali yang menerima penghargaan dan lencana dari Gubernur Jatim Khofifah. Mereka berasal dari 37 UDD se-Jatim dimana Surabaya mengirimkan pendonor darah terbanyak sebanyak 225 diikuti Kota Malang sebanyak 48 orang. (*)