Di antaranya adalah Program Ruang Rindu yang memberikan layanan bagi perempuan dan anak. Mulai layanan hukum, psikososial dan rehabilitasi sosial, serta dilengkapi program pemberdayaan perempuan korban kekerasan mulai bantuan alat usaha produktif, warung naik kelas, hingga fasilitasi izin usaha mikro.
“Di program ini, kami melayani semua lapisan masyarakat yang ada di Banyuwangi. Termasuk masyarakat penganut kepercayaan dan adat,” ujar Mujiono.
Selain itu Banyuwangi juga memiliki sejumlah program inovasi di bidang pendidikan untuk meningkatkan kepedulian siswa serhadap sesama dan anti bullying. Antara lain Program Siswa Asuh Sebaya (SAS) yakni program kepedulian siswa terhadap rekannya dengan menyisihkan uang jajan setiap pekan.
“Sejak diluncurkan pada tahun 2012 program ini telah mengumpulkan lebih dari Rp. 20 milyar dana yang digunakan untuk membantu operasional siswa kurang mampu mulai tas, sepatu, buku hingga alat transportasi sepeda. Jadi lewat program ini para siswa diajarkan untuk peduli pada sesama sejak dini,” terang Mujiono dikutip dari laman resmi Pemkab Banyuwangi
Selain itu untuk mengasah kehalusan budi pekerti, siswa di Banyuwangi juga diberi ruang untuk mengekspresikan bakat seni dan budayanya lewat event Banyuwangi Culture Every Week.
“Kami memberi wadah bagi siswa mulai tingkat SD-SMA agar bisa menyalurkan energi positifnya lewat event ini. Siswa yang tampil setiap minggu bergiliran dari tiap sekolah se-Banyuwangi. Dan ini juga telah menjadi salah satu atraksi pariwisata di Banyuwangi,” pungkasnya. (*)





